Asyiknya Berselfie di Durian Raksasa Candimulyo

Penulis: Agung Ismiyanto
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung Pesta Durian 2016 berselfie di replika durian raksasa yang berada di Lapangan Tegalsari, Kecamatan Candimulyo, Jumat (4/3/2016). Durian raksasa ini menjadi penyemarak panen raya durian.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Antusiasme warga menyambut panen raya durian cukup tinggi. Di Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, hingar bingar panenan buah lokal unggulan ini diwujudkan dengan dua buah acara yang cukup besar, yakni Pesta Durian yang diselenggarakan pada tanggal 4 hingga 6 Maret, dan Festival Durian yang diselenggarakan pada tanggal 7 hingga 9 Maret mendatang. Bahkan, warga memiliki kreasi unik dengan buah durian ini.

Sebuah durian raksasa berdiri kokoh di tengah lapangan Desa Tegalsari, Kecamatan Candimulyo, Jumat (4/3/2016).

Buah durian berwarna hijau kekuningan ini menarik perhatian pengunjung yang sedang melihat stan penjualan buah durian, makanan dan juga pakaian di acara Pesta Durian 2016.

Durian raksasa yang mengundang perhatian ini lalu dimanfaatkan sejumlah penggemar foto selfie untuk mengabadikan momen yang menarik. Durian raksasa ini memang unik, cara pembuatan dan bahan yang digunakan juga cukup berbeda.

Adalah Lembaga Pemeberdayaan Pemuda (LPP) di Kecamatan Candimulyo yang berinisiatif untuk membuat replika durian raksasa untuk menyemarakkan Pesta Durian yang diselenggarakan warga Desa Kebonsari (Kebon), Kembaran (aran), Tegalsari (Sari). Mereka membuat replika dengan bahan seadanya, yakni, terpal, bambu dan kukusan berbentuk kerucut.

Kreasi durian raksasa ini berasal dari tiga pemuda yakni Bujang, Soni dan Aryana. Mereka akhirnya menyampaikan ide untuk membuat miniatur durian setinggi 6 meter dan diameter 4 meter tersebut. Kala itu, mereka membutuhkan kukusan dari ayaman bambu sebagai kulitnya.

“Dengan serkileran atau patungan dari warga uang yang terkumpul sekitar Rp 2,5 juta. Uang yang terkumpul tersebut digunakan untuk membeli 1.000 kukusan maupun cat,” ujar Aryana warga Balong Wetan, Desa Tegalsari.

Aryana mengatakan, untuk mendapatkan 1.000 kukusan bukan perkara mudah. Para pemuda terpaksa harus hunting kukusan di empat pasar baik itu di Muntilan, Pasar Gotong-rotong Magelang, Pakis maupun pasar di Magelang.

“Dari hunting tersebut, kami mendapatkan 1.000 kukusan dan bisa digunakan untuk replika duri durian ini,” ujarnya.

Dia menyebut, dalam miniatur durian tersebut di dalamnya ada lima tiang penyangga dari bambu, kemudian diayam dengan bambu dibentuk menyerupai durian dengan keadaan dibelah. Dan untuk membuat miniatur durian tersebut membutuhkan waktu sekitar 1 minggu mulai dari membentuk kerangka, memasang kukusan dan memasangnya.

Menurut Medi, salah satu panitia Pesta Durian, mengatakan, pengunjung yang akan berselfie bisa naik dengan tangga yang berada di dalam durian raksasa ini. Untuk bisa masuk ke durian raksasa, pengunjung diwajibkan membayar Rp 5.000.

Pengunjung lalu bisa keluar di dekat bagian yang menyerupai buah durian berwarna kuning. Atau jika ingin sensasi ekstrim, pengunjung bisa naik ke atas tangkai buah durian dan merasakan ketinggian yang luar biasa.

“Kami juga memfasilitasi pengunjung dengan lomba selfie dengan beragam hadiah,” ujar Medi. (*)

Berita Terkini