Yuk! Jalan-jalan Menelusuri Keraton Yogyakarta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keraton Yogyakarta

Dari Utara ke selatan area Keraton Yogyakarta ini terdapat Alun-alun Utara, Siti Hinggil Utara, Kemandhungan Utara, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kemandhungan Selatan, Siti Hinggil Selatan dan Alun-alun kidul.

Saat Anda memasuki istana maka Anda akan menapakkan kaki ke tempat yang sejuk dan tenang, tempat yang jauh dari terlepas dari panas, keramaian, dan hirup pikuk dunia luar.

Di pintu masuk utama, Anda akan melihat sebuah penghalang besar atau baturana yang dirancang untuk mencegah roh jahat masuk.

Selain itu terdapat pula Pusaka Kerajaan Keraton Yogyakarta disebut sebagai Kagungan Dalem yang artinya milik Raja. Lainnya ada Lambang kebesaran, Kereta Kuda, Tanda Jabatan, Bendera, Senjata Prajurit, dan beberapa Manuskrip Kuno.


Tribun Jogja/Hamim Thohari
Pusaka di Keraton Yogyakarta

Tak kalah menariknya adalah keberadaan prajurit-prajurit Kerajon yang hingga kini masih ada, yaitu  Wirobrojo, Patangpuluh, Dhaeng, Jogokaryo, Mantrijero, Ketanggung, Nyutro, Prawirotomo, Surokarso dan Bugis.

Salah satu bangunan yang sangat penting fungsinya adalah Bangsal Kencana tempat raja memerintah.

Di dekatnya terdapat Bangsal Prabayeksa yang berfungsi sebagai tempat menyimpan senjata-senjata pusaka kraton.

Sementara itu, Bangsal Srimanganti sering digunakan untuk menggelar pentas pertunjukkan seni, misalnya tari klasik kraton, wayang kulit, dan sebagainya.

Setiap bangunan di Kraton Yogyakarta ini masih dianggap sakral, namun setiap orang bisa mengunjunginya.

“Dengan catatan, setiap pengunjung mesti tetap mengindahkan peraturan-peraturan yang ada di objek wisata sejarah Keraton Yogyakarta ini,” imbuh Amieroel.


Tribun Jogja/Hamim Thohari
Berbagai benda yang dipamerkan di Keraton Yogyakarta

Nah kalau Anda sudah memasuki area dalam, Amieroel menekankan untuk perhatikan rambu-rambu yang dipasang. Ada beberapa tempat yang tidak boleh dimasuki.

“Jangankan wisatawan, Abdi Dalem pun tidak sembarangan diperkenankan masuk,” akunya.

Di dalam Keraton ini, Raja punya pembantu setia yang dikenal dengan sebutan Abdi Dalem. Nah mereka – mereka inilah yang setiap harinya menjaga Keraton.

Dalam kesehariannya mereka tidak diperkenankan untuk memakai alas kaki selama bertugas di Keraton, maksudnya untuk membedakan mana yang Raja dan mana yang pelayan Raja.


Tribun Jogja/Hamim Thohari
Halaman
123

Berita Terkini