Baca tanpa iklan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan mencatat adanya suara dentuman dari Merapi sebanyak sembilan kali pada Senin (5/5). Dentuman itu terjadi dengan jeda waktu lima menit hingga satu jam. Meski demikian, warga di sekitar lereng tidak mendengar suara dentuman itu.
Petugas Pengamat Merapi Pos Babadan, Triyono menjelaskan suara dentuman tersebut terdengar sembilan kali, mulai pada Senin pagi mulai pukul 02.15 WIB hingga pukul 10.54 WIB. Menurutnya, dentuman tersebut diperkirakan berasal dari desakan gas dari dalam kawah yang tidak bisa keluar.
“Jeda antara dentuman satu dan yang lain sekitar lima menit hingga satu jam. Tidak ada perubahan visual dari Merapi sejak Senin kemarin hingga saat ini (kemarin red). Selalu ada asap tipis dari Merapi, “ jelasnya, Selasa (6/5).
Dia mengatakan, asap sulfatara warna putih tipis itu keluar dari perut Merapi dengan ketinggian 50 meter pada Senin lalu. Sementara, pada Selasa kemarin, asap setinggi 75 meter juga berembus mengarah condong ke barat.
Data kegempaaan hingga pukul 07.00 kemarin, tercatat terjadi guguran sebanyak dua kali dan gempa tektonik sebanyak dua kali. Sementara data kegempaan Merapi yang terjadi pada Senin (5/5) dari pukul 00.00 – 19.00 tercatat adanya guguran sebanyak delapan kali, enam kali gempa tektonik. Gempa vulkanik yang tidak pernah terjadi dalam sebulan terakhir, juga terjadi satu kali pada Senin kemarin.
“Namun (gempa vulkanik) ini merupakan hal biasa yang terjadi pada gunung berapi yang masih berstatus aktif,” jelasnya.