Aktivitas Vulkanik Merapi

BPPTKG : Belum Ada Deformasi di Tubuh Merapi

Editor: tea
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan Gunung Merapi setelah dinyatakan status waspada, Rabu (30/4/2014)

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA  - Pasca-ditetapkannya status Gunung Merapi menjadi Waspada pada Selasa (29/04/2014) kemarin, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta belum melihat adanya deformasi di tubuh gunung api tersebut.

"Belum nampak adanya deformasi baik inflasi maupun deflasi di tubuh Merapi," jelas Sri Sumarti, Kepala Seksi (Kasi) Gunung Merapi BPPTKG, saat ditemui di kantornya, Kamis (1/5/2014).

Deformasi adalah perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung api. Deformasi terbagi dalam dua jenis, yakni Inflasi dan deflasi. Inflasi merupakan aktivitas penggembungan permukaan tubuh gunung api sebagai akibat aktivitas magma. Sedangkan deflasi merupakan pengempisan permukaan tubuh gunung api akibat aktivitas magma bergerak kembali ke bawah.

Sri Sumarti memaparkan, aktivitas Gunung Merapi saat ini masih berupa turbulensi gas vulkanis, belum sampai pada aktivitas magma ke permukaan. Turbulensi gas tersebut itulah yang selama ini menimbulkan suara dentuman. Semakin sering terjadi pelepasan gas, lanjutnya, potensi Gunung Merapi akan meletus semakin kecil. Sebab energi daya dorongnya sudah berkurang.

"Semakin sering pelepasan gas itu lebih baik sebab mengurangi potensi akan letusan yang exsplosif," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan data BPPTKG pada tanggal 30 April 2014 di Pos Babatan, telah terdengar 24 kali suara dentuman dari Gunung Merapi. Dua dentuman itu terjadi di Pos Kaliurang 23 kali dan Pos Jerakah 5 kali.

Skandal Kuliner Terkait :
Disegel, Bakpia Tidak Asli Jadi Buronan di Malaysia

Berita Terkini