TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Website pemerintahan berdomain go.id kerap kali menjadi sasaran keisengan hacker pemula. Hal itu terjadi lantaran website-website tersebut memiliki sistem keamanan yang relatif mudah disusupi. Modusnya, bukan untuk mengambil data maupun merusak website tersebut, hanya sekadar melakukan pengetesan terhadap sistem keamanan jaringannya saja. Bagaimana tidak, bagi peretas pemula, menjadi sebuah kebanggaan jika sudah berhasil menjebol sistem keamanan website tertentu. Demikian sebagaimana yang dipaparkan Hamid, ST, M.Eng, dosen Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin (25/11/2013).
Menurut staf pengajar yang juga tergabung dalam anggota Pusat Studi Forensika Digital (PusFid), Jurusan Teknik Informatika, FTI UII ini, belakangan, isu peretasan semakin meningkat. Terlebih tampaknya semakin banyak dibicarakan bersamaan dengan menghangatnya isu penyadapan antara Indonesia dan Australia.
Terkait hal itu, dirinya belum bisa memastikan kebenaran asal serangan itu.
"Apakah yang menyerang situs kepolisian Australia itu benar-benar orang Indonesia atau bukan, masih harus dikaji lagi," ucapnya.
Lantaran ketika berbicara kejahatan dunia maya, maka sebenarnya tengah membicarakan sebuah kejahatan yang kasat mata dan bisa dilakukan dimanapun. Bisa saja, tambahnya, pelakunya orang dari negara lain namun menggunakan proxy yang ada di Indonesia untuk melakukan serangan.
Diluar itu semua, menurut Hamid, kesadaran sistem keamanan komputer harus semakin ditingkatkan. Lantaran kecenderungannya memang kejahatan konvensional terus bergerak ke arah kejahatan dunia maya. Oleh karena itu, diperlukan tenaga-tenaga handal di setiap instansi yang mampu mengenali gejala awal penyerangan siber maupun menanggulanginya.
"Serta yang paling penting, selalu bikin data cadangan yang bisa digunakan setiap saat. Jadi ketika data di website hilang, sudah ada cadangannya," tandasnya. (*)