Efek Kemarau, Lahan Pohon Jati di Gunungkidul Terbakar, Damkarmat Turun Tangan

Ngadiyono mengatakan peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 21.45 WIB, kejadian pertama kali dilihat oleh warga sekitar.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ Suluh Pamungkas
Ilustrasi kebakaran 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL -  Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Damkarmat BPBD) Kabupaten Gunungkidul, berhasil memadamkan kebakaran lahan hutan jati di Padukuhan Karangasem, Kalurahan Mulo, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, pada Minggu (17/8/2025) malam.

Petugas UPT Damkar Gunungkidul Ngadiyono mengatakan peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 21.45 WIB, kejadian pertama kali dilihat oleh warga sekitar.

"Api saat itu belum terlalu besar, namun sudah membakar beberapa ruas lahan," tuturnya saat dikonfirmasi pada Senin (18/8/2025).

Ia mengatakan untuk penyebab kebakaran masih belum diketahui. Namun, kemungkinan besar terpengaruh cuaca kemarau.

"Untuk kerugian kami perkirakan sekitar Rp200 ribu, dan syukurnya lokasi kebakaran memang jauh dari pemukiman warga," terangnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan (karhutla) sepanjang musim kemarau tahun ini.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, mengatakan pihaknya melakukan pemantauan langsung di lapangan sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat.

 “Sosialisasi melibatkan tingkat kapanewon untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap dampak musim kemarau. Imbauan kami sampaikan secara berkala sepanjang musim kemarau ini,” ujarnya.

Selain sosialisasi, tim BPBD juga mendata pemilik lahan kosong melalui pemerintah kalurahan. Mereka diminta membersihkan semak belukar, alang-alang, dan pohon liar yang mudah terbakar. 

“Pemantauan langsung ini bertujuan mengajak partisipasi aktif masyarakat serta meningkatkan kesadaran dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla,” paparnya.

BPBD memprediksi puncak kemarau terjadi pada Agustus ini. Masyarakat diminta tidak lengah terhadap potensi bencana akibat kelalaian manusia.

Ia pun meminta masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar, tidak membuang puntung rokok sembarangan, serta memastikan sisa pembakaran benar-benar padam.

 “Potensi kebakaran sangat tinggi dan bisa berdampak luas bagi lingkungan maupun kesehatan. Penyebab lahan terbakar bisa berasal dari faktor alami maupun ulah manusia,” tegasnya (ndg)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved