Leptospirosis Tewaskan 7 Orang di Kota Yogyakarta, Penerapan Status KLB Diputuskan Sore Ini

Pemkot Yogyakarta saat ini mempertimbangkan penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis dan akan berkonsultasi dengan ahli infeksi

Tribun Jogja/ Hanif Suryo
STATUS KLB - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Selasa (29/7/2025). Pemkot Yogyakarta mempertimbangkan untuk menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jumlah korban meninggal dunia akibat leptospirosis di Kota Yogyakarta terus bertambah. 

Hingga akhir Juli 2025, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat tujuh orang meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira tersebut.

Pemerintah kota (Pemkot) Yogyakarta saat ini mempertimbangkan penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dan akan berkonsultasi dengan ahli infeksi.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa pihaknya akan menggelar rapat koordinasi bersama Dinas Kesehatan dan mendatangkan ahli dari RSUP Dr Sardjito, guna memutuskan apakah status KLB perlu diberlakukan.

“Jam 11.30 WIB, saya rapat lagi. Saya mendatangkan ahli untuk memutuskan apakah akan KLB atau tidak. Karena kasusnya itu ada enam, tapi sebarannya masih di beberapa titik saja,” ujar Hasto Wardoyo saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Selasa (29/7/2025).

“Berdasarkan sebarannya dan jumlah kasusnya, saya kira itu yang akan menjadi bahan pertimbangan. Ya, sore ini lah (penetuan status KLB). Nanti ada ahlinya yang kita datangkan—ahli infeksi, Dr Doni,” tambahnya.

Ketika dikonfirmasi ulang mengenai jumlah korban meninggal, Hasto mengaku masih merujuk pada data terakhir yang ia terima saat rapat sebelumnya. 

“Kemarin sore masih enam. Tapi kalau sekarang tujuh, berarti nambahnya tadi malam. Tapi kemarin sore saya rapatnya masih enam,” katanya.

Baca juga: Sikapi Lonjakan Kasus Leptospirosis, Pemkot Yogyakarta Bahas Potensi KLB

Penyebaran Kasus di Enam Kemantren

Diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, menyebutkan bahwa tujuh kasus kematian tersebar di enam kemantren.

Penambahan terbaru berasal dari wilayah Umbulharjo.

“Sementara untuk enam kasus sisanya tersebar di Ngampilan sebanyak dua kasus, Wirobrajan satu kasus, Pakualaman satu kasus, Gedongtengen satu kasus, dan Jetis satu kasus,” kata Endang, Senin (28/7/2025) kemarin.

Ia menyebut bahwa kasus kematian yang tercatat selama periode Januari–Juni 2025 berjumlah enam, dan satu tambahan terjadi pada Juli. Selain itu, terdapat kenaikan jumlah kasus penularan aktif.

“Untuk kasus memang mengalami kenaikan, per minggu kemarin 21 kasus,” ujarnya. Angka ini naik dua kasus dibandingkan data hingga Juni lalu.

Rapat yang akan digelar Pemkot hari ini dijadikan momen penting untuk menentukan langkah penanganan ke depan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved