Kuota Sertifikat Halal di DIY Masih Tersisa 10 Ribu, Sosialisasi Digencarkan di Gunungkidul

Di DIY, sosialisasi gencar dilakukan, termasuk di Gunungkidul, karena dari 22.000 alokasi sertifikat masih tersisa sekitar 10.000 alokasi

|
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
SOSIALISASI: Pelaksanaan sosialisasi dan pelayanan sertifikasi halal di Gunungkidul, Minggu (27/7/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemerintah menargetkan penerbitan satu juta sertifikat halal bagi pelaku UMKM sepanjang 2025.

Di DIY, sosialisasi gencar dilakukan, termasuk di Gunungkidul, karena dari 22.000 alokasi sertifikat masih tersisa sekitar 10.000 alokasi dari target nasional sebanyak satu juta satu juta sertifikat halal.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Singgih Januratmoko, menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam sosialisasi sertifikasi halal yang berlangsung di Omah Kayu, Kapanewon Wonosari, Minggu (27/7/2025).

“Tahun ini ada program sertifikasi halal untuk satu juta UMKM. Ini harus dioptimalkan sehingga masyarakat bisa ikut mengaksesnya,” kata Singgih.

Ia menjelaskan, program sertifikasi halal ini telah membantu banyak pelaku usaha. Hingga akhir Juni, sudah ada sekitar 600.000 UMKM di seluruh Indonesia yang mengurus sertifikat halal melalui program ini.

“Untuk DIY ada alokasi sekitar 22.000 sertifikat. Saat ini masih ada sekitar 10.000 kuota yang dapat dimanfaatkan. Karena itu, sosialisasi terus dilakukan, termasuk di Gunungkidul,” ujar Ketua DPD Partai Golkar DIY tersebut.

Singgih menambahkan, sertifikasi halal bukan hanya sebatas dokumen, tetapi menjadi jaminan bagi produsen dan konsumen.

“Harapannya kasus di Solo tidak terjadi lagi. Makanya pengawasan terhadap produk halal terus diperketat, dan sertifikat ini wajib dimiliki pengusaha agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman,” tegasnya.

Perwakilan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Marfuah, menilai Gunungkidul memiliki potensi kuliner besar dan beragam. Kondisi ini sejalan dengan perkembangan sektor pariwisata sehingga jaminan halal menjadi semakin penting.

“Produk Gunungkidul bisa mendunia, tapi juga harus disertai jaminan halal untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Itulah sebabnya sosialisasi sertifikat halal dilaksanakan di Bumi Handayani,” ujar Marfuah.

Ia menjelaskan, sertifikat halal juga menjadi upaya meningkatkan kualitas produk.

“Dengan sertifikat tersebut, ada jaminan bahwa produk dihasilkan benar-benar higienis dan dijamin kehalalannya. Program ini sekaligus meningkatkan kesadaran halal di masyarakat,” katanya.

Marfuah menambahkan, dalam sosialisasi pihaknya menjelaskan proses pengajuan hingga penerbitan sertifikat halal.

“Kami siap membantu karena ada hotline pengurusan sertifikat halal yang gratis dan tidak ribet,” pungkasnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved