Kenangan Masih Tertinggal, Ciro Alves Pilih Tak Selebrasi Andai Bobol Gawang Persib Bandung

Diro Alves mengaku tak mudah membayangkan berada di lapangan sebagai lawan, berdiri berhadapan dengan tim dan suporter yang pernah menjadi rumahnya.

TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Legiun asing Malut United, Ciro Alves. 

“Ya, ini adalah akhir kontrak saya dengan Persib. Ini sepak bola dan saya keluar dari Persib,” ucapnya.
“Dan sekarang saat ini, saya bergabung dengan Malut United dan fokus saya sekarang di sini, saya akan berusaha sebaik mungkin dan bekerja keras.”

Meski berpindah klub, Ciro tak ingin setengah hati.

Ia menyebut Malut United sebagai rumah barunya, dan tekadnya kini tertuju untuk membawa tim tersebut meraih hasil terbaik.

“Tentu saja aku berusaha sebaik mungkin karena aku bekerja di Malut. Malut adalah rumah baruku,” ujarnya.

“Tetapi aku sangat menghormati bobotoh dan Persib. Tetapi aku berharap untuk menang.”

Pernyataan itu bukan kontradiktif, tapi refleksi dari seorang profesional yang tahu batas antara rasa dan tanggung jawab.

Ciro tahu, di lapangan nanti, hanya kerja keras yang dihitung. Dan ia siap membayar kepercayaan yang diberikan Malut United.

“Saya sangat senang saat ini. Ini klub yang sangat bagus. Musim terakhir berada di posisi yang baik,” ungkapnya.

“Dan musim ini saya bergabung dengan Malut United dan saya sangat senang. Saya akan fokus memberikan yang terbaik untuk tim.”

Kendati laga kontra Persib disebutnya sebagai pertandingan “sangat, sangat sulit”, Ciro menolak tampil dengan setengah hati. Ia akan bermain sepenuh jiwa untuk Malut United, meski di dalam dirinya mungkin akan selalu ada ruang kosong berbentuk Maung Bandung.

“Pertandingan ini nanti tidak mudah. Ini pertandingan yang sangat, sangat sulit.”

Jika sepak bola adalah perjalanan, maka Ciro Alves adalah peziarah yang sedang menata langkah.

Ia telah melintasi masa-masa penuh pujian di Bandung, dan kini memulai lembaran baru di Timur Indonesia. Namun, cinta yang pernah tumbuh tak bisa begitu saja dihapus.

“Ini momen yang baik. Tiga tahun di Persib, dua kali juara.”

Dan pada saat peluit tanda laga dimulai nanti ditiup, mungkin hanya Ciro sendiri yang tahu betapa beratnya bermain melawan masa lalu.

Namun seperti yang ia katakan, pekerjaan adalah pekerjaan.

Dan sepak bola, seberapapun personalnya, tetaplah sebuah permainan yang harus dijalani. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved