Summer Course UGM 2025 Fokus pada Manajemen Kanker Berbasis Kolaborasi Internasional



Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kanker kini menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia, dengan tren kasus dan kematian yang terus meningkat.

Data GLOBOCAN 2022 yang dirilis oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) mencatat 19,9 juta kasus baru kanker secara global, dengan 9,7 juta kematian.

Di Indonesia, terdapat 408.661 kasus baru dan 242.988 kematian akibat kanker.

Tingginya angka kejadian ini mendorong Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk kembali menggelar Summer Course 2025 on Interprofessional Healthcare: Integrative Cancer Management: A Roadmap to Better Outcome yang diselenggarakan pada 14–25 Juli 2025 di Yogyakarta.

Program ini merupakan hasil kolaborasi lintas fakultas di lingkungan UGM, yaitu Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Psikologi, dengan tujuan mendorong pendekatan kolaboratif dalam penanganan kanker yang komprehensif dan berbasis interprofesi.

Respon Global dan Partisipasi Luas
Sebanyak 107 peserta dari 30 universitas, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, mengikuti program ini. Peserta terdiri dari mahasiswa sarjana, pascasarjana, hingga profesional dari berbagai disiplin ilmu kesehatan.

Beberapa universitas mitra yang ikut berpartisipasi antara lain Kunming Medical University, Mahidol University Thailand, University of Amsterdam, Universiti Putra Malaysia, Zhejiang University, serta sejumlah universitas di Afrika dan Asia Selatan.

Topik Aktual dan Format Hybrid
Kegiatan akan berlangsung secara daring dan luring, dengan format pembelajaran yang mencakup kuliah pakar, praktikum, role play, field trip, serta tugas mandiri melalui platform Learning Management System (LMS).

Topik yang dibahas meliputi terapi kanker berbasis biomarker, pendekatan spiritual dalam perawatan paliatif, kesetaraan akses layanan kesehatan, serta strategi kebijakan publik untuk pengendalian kanker.

“Melalui program ini, kami ingin mendorong pemahaman yang lebih luas mengenai pentingnya pendekatan integratif dan kolaboratif dalam pengelolaan kanker. Ini menjadi bagian dari komitmen UGM dalam merespons tantangan kesehatan global secara adaptif,” ujar dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM dalam konferensi pers pembukaan acara.

Tantangan dan Inovasi dalam Manajemen Kanker
Kendati inovasi dalam terapi kanker berkembang pesat, termasuk pengobatan personal berbasis genetik dan pendekatan paliatif yang holistik, tantangan utama tetap pada kesenjangan akses layanan kesehatan.

Di Indonesia, perbedaan antara daerah perkotaan dan pedesaan dalam hal fasilitas diagnostik dan terapi masih signifikan. Karena itu, penguatan kebijakan untuk pemerataan akses menjadi sangat penting.

“Negara-negara dengan kebijakan kesehatan yang proaktif terbukti mampu meningkatkan akses terhadap terapi kanker inovatif hingga 40 persen, yang berkontribusi langsung pada penurunan angka kematian,” ujar dr. Dwi Aris Agung Nugrahaningsih, M.Sc., Ph.D., Ketua Tim Internasional FK-KMK UGM.

Ketua Panitia Summer Course 2025, dr. Dyah Ayu Mira Oktarina, Ph.D., Sp.D.V.E., menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana pengembangan kapasitas tenaga kesehatan muda dalam membangun jejaring internasional dan memperluas perspektif terhadap penanganan kanker global.

Dengan penyelenggaraan Summer Course ini, UGM mempertegas peran strategisnya dalam memajukan pendidikan kesehatan interprofesi dan menjawab tantangan kesehatan masyarakat di era modern. (Ard)