ASN Kemlu Asal Jogja Meninggal

Telepon Terakhir dan Rencana Liburan Keluarga ke Borobudur yang Tak Akan Pernah Terwujud

Beberapa hari sebelum meninggal, Daru sempat merencanakan perjalanan bersama keluarga ke Borobudur.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Neti Rukmana
Keluarga Diplomat Ahli Muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, mengikuti prosesi pemakaman almarhum Daru di Pemakaman Sunthen, Jomblangan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (9/7/2025) sekitar pukul 17.00 WIB. 

TRIBUNJOGJA.COM - Sore yang muram menyelimuti sebuah rumah di Jalan Munggur, Dusun Jombang, Padukuhan Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Rabu (9/7/2025).

Iring-iringan kendaraan yang membawa jenazah Arya Daru Pangayunan, Diplomat Ahli Muda Kementerian Luar Negeri, berhenti perlahan di depan rumah duka.

Langit mendung seakan ikut berkabung. Pukul 15.37 WIB, ambulans Kemenlu bernomor B 1108 PHX membawa pulang tubuh Daru yang terbujur kaku dari Jakarta ke kampung halaman, tempat ia dulu bertumbuh, bersekolah, dan bermimpi.

Di antara isak tangis keluarga, Daru disambut dengan doa dan pelukan yang tak bisa lagi dibalas.

Di dalam rumah duka, istrinya Meta Ayu Puspitantri dan dua anak mereka menyelimuti jenazah Daru dengan air mata dan Al-Fatihah, sebelum akhirnya dibawa ke Pemakaman Sunthen, Jomblangan, tiga kilometer dari rumah duka.

"Bertahun-tahun saya kenal Daru, saya tidak pernah melihat wajahnya murung," ujar Meta Bagus, kakak ipar almarhum, dengan suara tercekat.

Sejak kecil, Daru dikenal sebagai anak ceria dan cemerlang. Tidak hanya prestasi akademik yang menonjol, tapi juga kebaikan hatinya yang membuat ia dicintai banyak orang.

Baca juga: Kejanggalan di Kamar 105 Tempat Diplomat Muda Asal Bantul Ditemukan Meninggal

Bahkan di masa penugasannya sebagai diplomat, termasuk ketika ditempatkan di Argentina, Daru tetap menjalankan tanggung jawab dengan semangat dan senyuman.

"Dia anak yang nggak pernah ngeluh. Waktu penugasan jauh saat lebaran pun, cukup lewat telepon. Tapi dia tetap terdengar senang," kenang Bagus, matanya menerawang.

Meninggal dalam Misteri

Daru ditemukan meninggal dunia pada Selasa (8/7/2025), di sebuah kamar kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Tubuhnya ditemukan tak bernyawa, dengan kepala dan wajah tertutup lakban.

Ia berpulang di usia 38 tahun, meninggalkan dua anak yang masih kecil dan seorang istri yang duduk pilu di rumah duka.

Hingga prosesi pemakaman usai pada Rabu sore, keluarga memilih untuk tidak membuka lebih jauh penyebab kematian Daru.

Namun luka kehilangan itu terlihat begitu dalam. Doa-doa terus mengalir, bunga ditabur pelan, dan pelukan tak henti menyelimuti keluarga.

Pekan Ini ke Borobudur

Beberapa hari sebelum meninggal, Daru sempat merencanakan perjalanan bersama keluarga ke Borobudur.

Rencana sederhana yang tak pernah terlaksana itu kini menjadi kenangan terakhir yang diingat keluarga.

"Terakhir komunikasi, katanya akhir pekan ini mau ke Borobudur. Tapi ya itu pembicaraan terakhir," ucap Bagus lirih.

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Yuda Nugraha, yang turut hadir di pemakaman, menyatakan bahwa Daru pernah menjadi saksi kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Jepang.

Namun ia menegaskan agar hal itu tidak dikaitkan dengan kepergian almarhum.

"Kita jangan berspekulasi. Kami serahkan sepenuhnya kepada penyelidikan pihak kepolisian," katanya kepada awak media.

Pernah Menulis Buku

Di luar kesibukannya sebagai diplomat, Daru juga dikenal sebagai pribadi yang gemar menulis.

Ia pernah menerbitkan buku yang menggambarkan dunia diplomasi dengan gaya ringan dan mudah dipahami.

“Buku itu bagus. Ceritanya ngalir, gak kaku. Dia ingin orang-orang tahu seperti apa dunia kerjanya, tapi dengan cara menyenangkan,” kenang Bagus.

Kini, rumah di Banguntapan itu tak lagi menunggu kepulangan Daru. Ia telah kembali untuk selamanya, bukan dari penugasan luar negeri, tetapi dari perjalanan terakhirnya.

Tak hanya keluarga, rekan kerja pun kehilangan sosok Daru yang dikenal berdedikasi dan penuh senyum.

Ia menjadi bagian penting dalam berbagai misi kemanusiaan, termasuk evakuasi WNI dari wilayah konflik seperti Turki dan Ukraina.

Duka mendalam datang dari Kemenlu.

“Kami hadir di Yogyakarta untuk menyampaikan belasungkawa dari Bapak Menteri dan seluruh keluarga besar Kemenlu,” kata Yuda. (*/Nei/Hda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved