Berita Video

Harta Elon Musk Rontok, Berkurang Hingga Rp194 Triliun Imbas Rencana Bikin Parpol Baru

Kekayaan pribadi miliarder kondang asal AS, Elon Musk dilaporkan menyusut sebesar 12 miliar dolar Amerika atau sekitar  194 triliun rupiah.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Agus Wahyu

TRIBUNJOGJA.COM - Kekayaan pribadi miliarder kondang asal Amerika Serikat, Elon Musk dilaporkan menyusut sebesar 12 miliar dolar Amerika atau sekitar  194 triliun rupiah hanya dalam satu hari.

Imbas penurunan tersebut, kekayaannya Musk kini turun jadi 393,1 miliar dolar Amerika atau 6.368 triliun rupiah. Kendati demikian Elon Musk masih menjadi orang terkaya sejagat raya menurut laporan Forbes, dikutip Rabu (9/7/2025).

Adapun penyusutan harta Musk terjadi buntut kejatuhan harga saham Tesla, perusahaan mobil listrik yang ia pimpin.

Dimana saham Tesla anjlok hampir 8 persen lantaran CEO Elon Musk mengumumkan pembentukan partai baru “America Party” untuk melawan Partai Republik yang menaungi Presiden Donald Trump.

Musk menjelaskan pembentukan “America Party”  tidak bertujuan untuk merebut kekuasaan besar secara langsung, tetapi ingin mendisrupsi sistem dua partai yang dianggap tidak efektif.

Strateginya adalah dengan fokus pada dua hingga tiga kursi senat dan delapan hingga sepuluh distrik DPR yang memiliki margin legislatif tipis

Kendati ide pembentukan membentuk “Amerika Party” masih dalam tahap awal, namun Musk menekankan bahwa dengan dukungan finansial yang kuat dan strategi kampanye yang terarah.

Partai tersebut berpotensi memberikan pengaruh besar dalam pemilu yang diperkirakan akan berlangsung ketat pada November mendatang.

Namun pasca rencana ini diusulkan, analis pasar mulai menyuarakan kekhawatiran terhadap manuver Musk.

Bahkan Jed Dorsheimer dari William Blair, dalam catatan untuk kliennya, menyatakan bahwa investor mulai lelah dengan "gangguan" yang ditimbulkan oleh CEO Tesla itu.

Ia juga menyoroti bahwa lingkungan regulasi untuk kendaraan listrik semakin tidak menguntungkan sejak disahkannya RUU besar oleh pemerintahan Donald Trump pekan lalu.

Dorsheimer menyatakan investor mulai jenuh dengan gangguan dari Musk, sambil menurunkan peringkat saham Tesla dari “beli” menjadi “tahan”.

Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan data survei agregat dari lembaga Silver Bulletin, dimana 55 persen warga AS kini memiliki pandangan negatif terhadap Elon Musk, meningkat dari 45 persen pada akhir 2024.

Penurunan sentimen ini terjadi di seluruh spektrum politik baik di kalangan Demokrat, Republik, maupun pemilih independen yang menunjukkan bahwa persepsi negatif terhadap Musk bukan hanya datang dari satu sisi ideologi, melainkan dari kekecewaan yang lebih luas. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved