Serie A

IRONI AC Milan dengan Inter Milan: Samuele Ricci Datang, Hakan Calhanoglu Hengkang

Ada ironi besar pekan ini di Serie A antara dua klub AC Milan dan Inter Milan.

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
Twitter @AC Milan/Inter
BERITA AC MILAN-INTER MILAN - Ada ironi besar pekan ini di Serie A antara dua klub AC Milan dan Inter Milan. 

TRIBUNJOGJA.COM - Ada ironi besar pekan ini di Serie A antara dua klub AC Milan dan Inter Milan.

Baru saja AC Milan kedatangan seorang pemain gelandang baru, tetapi Inter Milan malah bakal kehilangan satu pemain tengah terbaiknya.

AC Milan, pada Kamis malam waktu setempat atau Jumat, meresmikan kedatangan Samuele Ricci dari Torino.

Di sisi lain, Inter Milan justru harus bersiap kehilangan Hakan Calhanoglu yang dikabarkan mendekat ke Galatasaray.

Sebagai pengingat, Inter Milan sebelumnya juga sempat diberitakan turut serta dalam perburuan terhadap gelandang timnas Italia Ricci.

Namun lantaran AC Milan lebih konsisten dan mengingat kepergian Tijjani Reijnders, transfer gelandang baru harus segera dilakukan.

Ricci, yang telah lama diketahui juga ingin bergabung dengan AC Milan, tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan kesepakatan €23 juta ditambah €2 juta dalam bentuk tambahan.

Target lama datang

Ricci telah dikaitkan dengan AC Milan berulang kali selama beberapa tahun terakhir, bahkan sejak ia masih bersama Empoli. 

“AC Milan mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi pemain sepak bola Samuele Ricci dari Torino FC. 

“Gelandang Italia tersebut telah menandatangani kontrak dengan Klub Rossoneri hingga 30 Juni 2029 dengan hak opsi yang menguntungkan Klub untuk perpanjangan hingga 30 Juni 2030.”

Fabrizio Romano mencuitkan ketentuan kesepakatan pada Sabtu sore: akan menjadi paket total senilai €25 juta, yang dipecah menjadi jumlah tetap €23 juta dan sisanya dalam bentuk tambahan.

Ricci tampil 113 kali untuk Torino di semua kompetisi, dengan empat gol dan tujuh assist. 

Ia juga telah bermain 10 kali untuk timnas Italia di level internasional, dan ia dapat bermain sebagai regista dan mezzala.

Artinya, Ricci adalah gelandang serba bisa yang dapat dimainkan di beberapa posisi berbeda di lapangan tengah.

Dia bisa memainkan peran gelandang dalam formasi 4-3-3 sebagai regista yang berada di depan dua bek tengah atau sebagai gelandang dalam formasi 3-5-2 atau 4-2-3-1.

Dengan kata lain, Milanisti bisa sedikit tenang dan lega setelah kepergian Reijnders ke Manchester City.

Ricci memang tidak didatangkan sebagai pengganti Reijnders, karena Allegri disebut telah memiliki rencana tersendiri untuknya.        

Bahkan, Ricci telah memberikan petunjuk berharga bagi Milanisti saat ditanya tentang gelandang legendaris AC Milan.

"Saya sangat emosional, saya tidak pernah merasa begitu gugup seperti beberapa hari terakhir ini," tutur Ricci kepada Milan Channel.

"Tak perlu dikatakan lagi bahwa ini adalah sebuah kehormatan, karena ini adalah klub besar seperti AC Milan

“Di sisi lain, akan ada harapan yang tinggi, ini adalah musim yang penting, jadi saya akan melakukan yang terbaik untuk membalas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya."

Ia diminta untuk memilih pemain favoritnya dari sejarah AC Milan dan mereka semua berasal dari era yang ia saksikan saat tumbuh dewasa.

“Andrea Pirlo karena visinya. Gennaro Gattuso karena kekuatannya. Karena keanggunan dan tekniknya, saya memilih Kaka.”

Secara tersirat, Ricci setidaknya akan tertarik untuk mencoba meniru apa yang telah diberikan ketiga mantan gelandang AC Milan di masa depan.

Eks AC Milan hengkang

Di sisi lain, mantan gelandang AC Milan Hakan Calhanoglu sepertinya tinggal menunggu waktunya di Giuseppe Meazza.

Jendela transfer musim panas ini bisa menjadi momen yang sempurnya bagi pemain timnas Turki itu untuk hengkang dari kota Milan.

Adalah perseteruan dengan Lautaro Martinez yang semakin mempermulus jalan Calhanoglu meninggalkan Inter Milan.

Meski tidak secara menyebut nama, kapten Nerazzurri itu mengecam setiap pemain yang sudah tidak ingin bermain untuk tim agar pergi secepatnya.

“Kami punya pesan yang jelas: siapa pun yang ingin bertahan harus bertahan, siapa pun yang tidak ingin bertahan di sini harus pergi.

“Kami mewakili klub penting dan harus berjuang untuk tujuan penting.”

Berbicara kepada Sport Mediaset dan DAZN, Lautaro Martinez ditanya secara spesifik apa yang dia maksud dengan komentar tersebut.

“Saya hanya mengatakan secara umum. Itu adalah musim yang panjang dan melelahkan, kami mengakhirinya dengan tangan hampa. Itu adalah pesan umum. 

“Agar tetap bertahan di sana dan berjuang untuk meraih gelar, kami harus bersemangat, kami harus menjadi skuad seperti saat kami meraih Scudetto kedua. Kami harus membangun kembali dari sana.

“Saya tidak akan menyebut nama. Kami di sini untuk memberikan yang terbaik, tetapi saya melihat banyak hal yang tidak saya sukai. Saya kapten, saya pemimpin tim, jadi saya harus berbicara.

“Pesannya jelas: mereka yang ingin bertahan dan terus menantang trofi penting dapat melakukannya, jika tidak, selamat tinggal.”

Tak butuh waktu lama, Calhanoglu langsung memberikan tanggapan yang lebih elegan tetapi tetap tegas.

"Yang lebih mengejutkan saya adalah kata-kata yang muncul setelahnya. Kata-kata yang sangat menyakitkan. Kata-kata yang memecah belah, bukan menyatukan," katanya.

“Dalam karier saya, saya tidak pernah mencari-cari alasan. Saya selalu bertanggung jawab. Saya bermain meski dalam kesakitan, saya memimpin, terutama di saat-saat sulit, bukan dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan.

“Saya menghormati setiap pendapat, bahkan dari rekan setim, bahkan dari Presiden klub, tetapi rasa hormat bukanlah jalan satu arah.

“Saya selalu menunjukkan rasa hormat di dalam dan luar lapangan, dan saya percaya bahwa dalam sepak bola, seperti dalam kehidupan, kekuatan sejati terletak pada menunjukkan rasa hormat, terutama saat emosi sedang tinggi.

“Saya tidak pernah mengkhianati klub ini, saya tidak pernah mengatakan saya tidak bahagia di Inter Milan.

"Dulu ada tawaran yang menggiurkan. Tapi saya bertahan karena jauh di lubuk hati, saya tahu apa arti kaus ini bagi saya, dan saya yakin tindakan saya berbicara dengan jelas.

"Saya merasa terhormat mengenakan ban kapten untuk negara saya, dan saya belajar bahwa kepemimpinan berarti mendukung tim Anda. Tidak menyalahkan orang lain saat itu lebih mudah.

Jika saat ini AC Milan masih harus mendatangkan pemain untuk lini tengah dan sektor lain, Inter Milan punya pekerjaan rumah yang lebih berat untuk mencari pengganti Calhanoglu.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved