35 Rumah di Gunungkidul Jadi Sasaran Program Gerakan Urupke

Berdasarkan pendataan, rasio elektrifikasi DIY telah mencapai 99,99 persen, namun masih terdapat lebih dari 4.670 rumah tangga yang belum mengakses li

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
URUPKE: Penyerahan bantuan Gerakan Urupke secara simbolis kepada masyarakat , beberapa waktu lalu 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sebanyak 35 rumah tangga di Kabupaten Gunungkidul menjadi pilot project dari program 'Gerakan Urupke' yang diinisiasi oleh Pemkab Gunungkidul, PUPESDM DIY, PLN, pelaku usaha sektor tambang, serta masyarakat.

Kepala Dinas PUPESDM DIY, Ana Rina Herbranti mengatakan gerakan Urupke merupakan inovasi kolaboratif untuk mendorong pemerataan akses listrik yang aman, terutama bagi warga yang selama ini masih menggunakan sambungan tidak resmi atau "nyalur".

Berdasarkan pendataan, rasio elektrifikasi DIY telah mencapai 99,99 persen, namun masih terdapat lebih dari 4.670 rumah tangga yang belum mengakses listrik secara legal dan aman.

"Sebagian masih menyalur atau nyambung dari tetangga. Ini berisiko tinggi terhadap keselamatan dan berkaitan erat dengan isu kemiskinan ekstrem," ucapnya.

Dia menuturkan maka dari itu diperlukan. keterlibatan sektor swasta melalui program CSR dalam kontribusi konkret dengan mendukung bantuan sambungan listrik bagi rumah-rumah warga.

Seperti yang dilakukan di Kabupaten Gunungkidul yang menyasar 35 rumah penerima manfaat yang tersebar 
 di Gedangsari, Nglipar, Wonosari, Playen, dan Patuk.

Adapun, bantuan itu berasal dari PT Sugih Alamanugroho: 4 unit, PT Anindya Mitra Internasional: 9 unit, PT Supersonic: 2 unit, CV Bahtera Usaha Sejati: 2 unit, Pegawai PLN melalui Light Up The Dream: 18 unit 

Dia menyampaikan bahwa listrik adalah syarat utama bagi hadirnya revolusi teknologi dan digital.

“Kita tidak bisa bicara AI atau internet jika listrik saja belum masuk rumah. Gerakan Urupke bukan hanya menyalakan lampu, tapi juga menyalakan masa depan,” katanya

Ia juga mengapresiasi PLN dan Pemkab Gunungkidul yang proaktif menyisir wilayah-wilayah yang belum teraliri listrik aman.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyatakan bahwa listrik bukan hanya soal penerangan, melainkan simbol harapan baru bagi pendidikan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi warga.

“Di balik terangnya lampu, ada harapan. Ketika rumah sudah bisa mengakses listrik mandiri, maka kesempatan untuk belajar, berusaha, dan hidup lebih layak semakin terbuka,” tegas Bupati.

Ia menambahkan, pemerintah daerah tak menutup mata atas ketimpangan akses. Meski sebagian besar wilayah telah teraliri listrik, namun masih ada warga yang perlu dibantu secara gotong royong.

“Gerakan Urupke ini menjadi jawaban atas semangat pembangunan yang merata hingga ke pelosok. Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi melalui CSR dan Light Up The Dream. Ini bukti nyata bahwa kita bisa bergerak bersama melawan kemiskinan ekstrem,” ujar Endah.

Orang nomor satu di Gunungkidul ini menegaskan bahwa gerakan tersebut sejalan dengan visi besar Pemkab Gunungkidul yaitu mewujudkan Gunungkidul Raya yang Adil, Makmur, Lestari, dan Berkeadaban.

“Ini bukan hanya program kelistrikan, tapi perjuangan untuk menghapus kemiskinan ekstrem dan menghadirkan keadilan sosial. Pembangunan harus sampai ke dusun-dusun, bukan hanya di kota,” ujarnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved