Waspada, 8 Orang di Sleman Meninggal Dunia Akibat Leptospirosis

Penyakit bakteri yang menyebar lewat air kencing hewan terinfeksi ini bahkan mengakibatkan 8 orang meninggal dunia. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ M Fauziarakhman
WASPADA: Grafis Leptospirosis. Delapan orang di Sleman meninggal dunia akibat Leptospirosis. Dinkes Sleman minta masyarakat waspada. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mencatat, sejak Januari hingga Juni, kasus leptospirosis di Bumi Sembada telah mencapai puluhan kasus.

Penyakit bakteri yang menyebar lewat air kencing hewan terinfeksi ini bahkan mengakibatkan 8 orang meninggal dunia. 

"Betul (8 orang meninggal dunia). Itu yang sudah betul- betul tegak diagnosis Leptospirosis," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, kamis (26/6/2026). 

Sebagai gambaran, leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri leptospira, yang disebarkan melalui urine hewan terinfeksi. Misalnya, tikus, sapi, anjing dan babi.

Adapun jumlahn kasus positif leptospirosis di Sleman, dari Januari hingga Juni berjumlah 46 kasus. 8 orang di antaranya meninggal dunia.

Mereka yang meninggal beragam mulai dari petani hingga pekerja. 

Ada beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit ini.  Antara lain dengan menjaga kebersihan, membasmi tikus di sekitar lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dinkes Sleman telah mewaspadai peningkatan kasus leptospirosis ini dengan membuat surat edaran untuk segenap fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Sleman

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama mengatakan meningkatnya kasus leptospirosis ini perlu diwaspadai.

Masyarakat perlu kemandirian untuk menanggulangi hama tikus,-yang merupakan vektor utama penyeberaan ke manusia,--melalui pengendalian tikus dan pengendalian lingkungan. 

"Bersamaan saat PSN (pemberantasan sarang nyamuk) bisa ditambah pemberantasan sarang tikus. Kader jumantik selain memberantas perindukan jentik sekaligus perindukannya tikus. Misalnya dengan memberikan trap dan sebagainya. Masyarakat juga disarankan menggunakan APD jika bekerja diwilayah yang beresiko," ujarnya.(*) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved