Dinding Menggelembung dan Retakan Batu Bertambah, Candi Mendut Magelang Dipugar
Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Kementerian Kebudayaan melaksanakan rehabilitasi Candi Mendut di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Kementerian Kebudayaan melaksanakan rehabilitasi Candi Mendut di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sejumlah pekerja tampak sibuk memanggul kayu dan menyusunnya menjadi rangka perancah di bagian belakang candi pada Rabu (18/6/2025).
Besi-besi penyangga berdiri menyatu dengan struktur kayu, membentuk pagar kerja yang mengelilingi bagian tubuh Candi Mendut.
Proses rehabilitasi tahap pertama candi peninggalan Dinasti Syailendra ini resmi dimulai sejak awal Juni 2025.
"Itu kan Candi Mendut sudah lama mengalami kerusakan, kemudian kebocoran juga. Karena tugas kita adalah perlindungan maka pemugaran dilaksanakan oleh BPK Wilayah X," ungkap Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Manggar Sari Ayuati, Rabu (18/6/2025).
Hasil studi teknis tahun 2024 menemukan adanya sejumlah kerusakan struktural.
Dinding candi tampak menggelembung di sisi timur, utara, dan selatan.
Retakan-retakan pada batuan bertambah, serta kelembaban tinggi menyebabkan lumut dan jamur tumbuh subur di permukaan batu.
Manggar juga menyebut adanya rembesan air hujan yang masuk ke tubuh candi.
"Iya betul. (Air) masuk ke tubuhnya. Jadi merembes. Pokoknya masuk ke dalam tubuh candinya itu," kata Manggar menggambarkan kondisi kerusakan.
Sementara itu, kondisi kaki candi sendiri masih dinilai stabil.
Karenanya pemugaran dilakukan secara parsial, hanya pada bagian atap dan sebagian tubuh candi.
"Pemugaran tidak dilaksanakan total membongkar tetapi memang cuma parsial dari tubuh itu, bagian atap dan sebagian tubuh. Jadi tidak total. Pembongkarannya parsial dan saat ini kita mulai pemasangan scaffolding, perancah, jadi antara kayu dan besi kita mix di situ," jelasnya.
Proyek rehabilitasi tahap pertama dijadwalkan berlangsung hingga Desember 2025, meliputi pemasangan perancah, pembongkaran atap dan dinding luar, registrasi batu, pencarian batu pengganti, susunan percobaan, hingga konservasi. Tahap kedua akan dilanjutkan pada tahun 2026.
Selama proses berlangsung, pengunjung tidak diperkenankan menaiki struktur candi. Namun mereka tetap bisa mengunjungi kompleks dan menikmati keindahan arsitektur dari area halaman. (tro)
Kolaborasi AQUA–InJourney Dukung Pariwisata Sehat dan Berkelanjutan di Kawasan Candi |
![]() |
---|
Cara Pemkot Magelang Perkuat Sinergi dengan Parpol dan Ormas |
![]() |
---|
Akhir Kasus Dokter Hewan di Magelang Buka Praktik Suntik Pengobatan Manusia |
![]() |
---|
Untidar Magelang Dampingi Pengelola Jurnal Ilmiah se-Kedu Raya |
![]() |
---|
Kukuhkan Bulan Dana PMI 2025, Wali Kota Magelang Ajak Masyarakat Peduli Sesama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.