Pascaiduladha 2025, Jasa Penggilingan Daging di Pasar Gedhe Klaten Banjir Orderan

Saking ramai orderan, tokonya pun buka sampai malam untuk menerima dan mengerjakan pesanan pelanggan.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja / Dewi Rukmini
PENGGILINGAN: Proses jasa penggilingan daging di Pasar Gedhe Klaten sedang mengerjakan orderan pelanggan, Senin (9/6/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Momen Iduladha 2025 menjadi berkah tersendiri bagi pemilik usaha jasa penggilingan daging. Pasalnya, pasca penyembelihan kurban Iduladha mereka mulai banjir orderan jasa giling daging.

Seperti yang dirasakan Siti Noor Rohmah, pemilik usaha jasa penggilingan daging di Pasar Gedhe Klaten

Wanita berusia 50 tahun itu mengungkapkan, ada peningkatan permintaan jasa penggilingan daging kurban pasca Iduladha 2025.

Saking ramai orderan, tokonya pun buka sampai malam untuk menerima dan mengerjakan pesanan pelanggan.

"Kalau hari biasa kami tutup pukul 14.30 WIB. Tapi sejak hari pertama Iduladha sampai hari ini, kami buka sampai malam. Kadang sampai waktu Isya (sekitar pukul 19.00 WIB), kadang hanya sampai Maghrib (sekitar pukul 18.00 WiB)," Ucap Mba Noor, sapaan akrabnya kepada Tribunjogja.com, Senin (9/6/2025).

Noor menyampaikan, meningkatnya pesanan warga yang ingin menggunakan jasa giling daging itu sudah terlihat sejak Jumat (6/6/2025). Dikatakan, kondisi banjir orderan tersebut bisa bertahan selama satu bulan ke depan. 

"Saat ini semuanya daging kurban. Harian biasa kami menggiling sekitar satu kuintal. Tapi saat Iduladha seperti ini naik dua kali lipat, jadi menggiling dua kuintal daging per hari," ucapnya.

Menurutnya, rata-rata pelanggan menggunakan jasa penggilingan daging karena ingin membuat bakso, pentol, maupun tahu bakso. Untuk jasa penggilingan daging itu, Noor mematok tarif Rp25 ribu per kg sudah termasuk tambahan tepung dan bumbu. Tarif tersebut dikatakan tidak pernah berubah selama lima tahun terakhir.

"Hampir semua daging bisa diolah jadi bakso, yang penting tulang dan otot harus dipisah sebelum digiling. Terus kalau ingin baksonya enak, jangan ada lemak putih di daging, harus daging yang merah agar hasilnya halus," papar dia.

Seorang konsumen, Marti (62), mengaku menggilingkan 1,5 kg daging sapi kurban untuk dibuat tahu bakso. Warga Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten itu mengatakan daging kurban yang didapatkan sebagian dimasak menjadi rendang. Sedangkan bagian lain lebih memilih digiling. 

"Karena anak-anak dan cucu saya lebih suka diolah jadi tahu bakso. Sudah biasa kalau dapat daging kurban sebagian digiling dan lainnya dimasak. Biasanya saya menggilingkan di Prambanan dan Pasar Gedhe Klaten," tandasnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved