Penguatan Tupoksi Penanganan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Bantul

Satgas PPA juga akan memberikan layanan yang sama secara maksimal, terlebih untuk para korban kekerasan perempuan dan anak. 

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
PENGUATAN TUPOKSI: Ketua Satgas PPA Bantul dan sejumlah pihak sedang memberikan sosialisasi peningkatan motivasi pekerja sosial dan jejaring dengan kepolisian di Kalurahan Sabdodadi, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Minggu (1/6/2025). 

 


TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Satuan tugas (Satgas) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Bantul terus berupaya memberikan peningkatan serta penguatan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) kepada seluruh anggotanya. 

Ketua Satgas PPA Kabupaten Bantul, Muhammad Zainul Zain, mengatakan, langkah itu dilakukan untuk membantu penanganan masalah perempuan dan anak yang dilaporkan ke layanan perempuan anak sekaligus menekan kasus kekerasan perempuan dan anak. 

"Sesuai tema yakni peningkatan motivasi pekerja sosial dan jejaring dengan kepolisian, maka dalam kegiatan ini kami turut menggandeng aparat kepolisian untuk menguatkan Tupoksi kami," katanya kepada awak media, saat sosialisasi dilakukan di Kalurahan Sabdodadi, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Minggu (1/6/2025).

Pasalnya, kepolisian juga memiliki peran penting untuk menekan kasus kekerasan perempuan dan anak, serta memiliki unit yang turut serta memberikan pendampingan kepada korban kekerasan. 

Sesuai Tupoksi-nya, Satgas PPA juga akan memberikan layanan yang sama secara maksimal, terlebih untuk para korban kekerasan perempuan dan anak. 

Harapannya, agar trauma yang dimiliki oleh korban kekerasan perempuan dan anak dapat segera hilang, sehingga dapat beraktivitas seperti biasa.

Namun, sayangnya sejauh ini, sekitar 80 persen persoalan Satgas PPA Bantul berasal kalangan perempuan, padahal rata-rata kasus kekerasan perempuan dan anak dilakukan oleh kaum laki-laki. 

Hal ini juga disebut menjadi perhatian khusus oleh Satgas PPA Bantul.

"Dan setiap kali kami lakukan sosialisasi, rata-rata yang hadir perempuan. Karena, kalau laki-laki ada yang mengatakan ada aktivitas atau berbarengan dengan jam kerja. Lah ini sebenarnya perlu ada peran secara masif, secara komprehensif, bahwa ketugasan pengasuhan dan pendampingan itu tidak hanya dari sisi perempuan," ucapnya.

Akan tetapi, pihaknya juga pernah memberikan edukasi atau sosialisasi khusus kaum laki-laki terkait antisipasi kekerasan perempuan dan anak. Itu dilakukan dengan harapan laki-laki dapat mengendalikan emosi dan tidak lagi menjadi pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Kampanye Anti Kekerasan

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bantul, Ninik Istitarini, hadir dan berujar, kegiatan peningkatan Tupoksi anggota Satgas PPA Bantul menjadi bagian untuk mencari bibit-bibit yang ikut membantu kampanye anti kekerasan perempuan dan anak.

"Karena, kampanye anti kekerasan perempuan dan anak itu bermacam-macam ya. Dan kami harap terutama para anggota Satgas PPA Bantul yang baru punya basic edukasi yang kuat, karena ada banyak anggota baru di Satgas PPA Bantul ini," tutur dia.

Kemudian, apabila terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, diharapkan para Satgas PPA Bantul ini dapat menangani dengan tuntas. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved