Pemasangan Tangga Berjalan Naik Candi Borobudur Presiden Prabowo dan Emmanuel Macron

Rencana kunjungan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Candi Borobudur

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja/Yuwantoro Winduajie
PENUTUPAN CANDI BOROBUDUR : Pengunjung berfoto di area Marga Utama Candi Borobudur. Wisatawan tidak bisa naik ke pelataran karena akses masuk ditutup pagar, Senin (26/5/2025) 

Tribunjogja.com Magelang -  Rencana kunjungan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Candi Borobudur pada Kamis (29/5/2025) mendapatkan sorotan.

Persiapan menyambut kepala negara itu diramaikan dengan beredarnya foto dan video yang memperlihatkan pembangunan fasilitas tambahan di bebatuan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beredar luas di media sosial.

Dari foto yang beredar, tampak struktur menyerupai rangka besi berdiri di sebagian lantai candi yang diduga sebagai pembangunan eskalator, stairlift atau semacamnya.

Dari narasi yang beredar, eskalator itu disebut-sebut akan digunakan untuk mempermudah kedua kepala negara naik ke puncak candi.

Tribunjogja.com mencoba menyambangi lokasi pada Senin (26/5/2025). 

Foto yang memperlihatkan adanya sejumlah pelat besi dan papan kayu yang telah dipasang di area Candi Borobudur
Foto yang memperlihatkan adanya sejumlah pelat besi dan papan kayu yang telah dipasang di area Candi Borobudur (Facebook Goenawan A. Sambodo)

Namun, pintu gerbang menuju pelataran candi terpantau telah ditutup sejak pukul 09.30 WIB, sehingga area yang diduga menjadi lokasi pembangunan tidak bisa terlihat dari luar.

Wisatawan juga tampak tak bisa memasuki area pelataran sehingga hanya bisa menyaksikan Candi Borobudur dari balik pintu gerbang.

Saat dikonfirmasi, Sub Koordinator Museum dan Cagar Budaya (MCB) Warisan Dunia Borobudur, Wiwit Kasiati enggan memberikan penjelasan mengenai proyek tersebut.

"Bisa ke TWC, biar satu pintu," ujarnya saat ditemui di kantornya.

Istana Buka Suara

Foto memperlihatkan adanya sejumlah pelat besi dan papan kayu yang telah dipasang di area Candi Borobudur
Foto memperlihatkan adanya sejumlah pelat besi dan papan kayu yang telah dipasang di area Candi Borobudur (Facebook Goenawan A. Sambodo)

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, pemerintah saat ini sedang menyiapkan fasilitasitas berupa stairlift untuk Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron naik ke atas Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. 

Hasan lantas mengungkit betapa tingginya Candi Borobudur, sehingga membutuhkan fasilitas tambahan bagi dua kepala negara tersebut. 

"Ada yang sudah pernah ke Candi Borobudur? Naik sampai atas? Candi Borobudur itu kira-kira ketinggiannya setinggi lantai kita ini. Kira-kira setinggi gedung 12 lantai," ujar Hasan di kantornya, Jakarta Pusat, Senin 

Hasan menjelaskan, kunjungan Macron ke Indonesia waktunya sangat terbatas, bukan seperti sedang liburan. 

Berhubung waktu kunjungan kenegaraannya terbatas, maka pemerintah RI menyiapkan fasilitas yang dapat memudahkan mereka naik ke atas Candi Borobudur.

Pandangan Arkeolog

Kekhawatiran mencuat dari kalangan arkeolog terkait pemasangan lift di area tangga Candi Borobudur

Langkah tersebut dikhawatirkan dapat mengancam status Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Seorang arkeolog sekaligus epigraf lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), Goenawan Agoeng Sambodo sempat mengungkapkan keresahannya melalui unggahan di media sosial Facebook. 

Ia membagikan foto dan video yang memperlihatkan adanya sejumlah pelat besi dan papan kayu yang telah dipasang di area candi.

Goenawan menyebut bahwa foto dan video tersebut ia terima dari pihak lain. 

Pemasangan material itu diduga menjadi bagian dari proyek pembangunan lift di kawasan candi.

Ia mengatakan, unggahan tersebut bertujuan untuk mengingatkan publik akan pentingnya menjaga prinsip pelestarian cagar budaya.
Dia kemudian menyinggung pro dan kontra terkait wacana pemasangan catra di atas Candi Borobudur pada 2024 lalu.

Rencana pemasangan catra itu pun dibatalkan.

Sayangnya, respons serupa tidak tampak ketika wacana pemasangan lift di Candi Borobudur mencuat ke publik.

"Kenapa saya masang (posting) seperti itu karena ketika beberapa saat yang lalu kan ada ramai-ramai soal pemasangan catra. Itu banyak pihak baik yang pro dan kontra. Yang kontra itu ada beberapa teman dari Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, mereka bersuara cukup lantang tentang hal itu. Lah kok sampai sekarang ada isu, bahkan videonya pemasangan itu ada tapi kok diam saja," ucapnya saat dihubungi, Senin (26/5/2025).

Menurutnya, pelestarian warisan budaya harus mengacu pada regulasi yang berlaku dan memperhatikan rekomendasi dari lembaga berwenang seperti UNESCO.

Apalagi Candi Borobudur memiliki status sebagai situs warisan dunia.

"Secara aturan lah misalnya, itu kan sudah ada aturan. Rekomendasi itu udah ada rekomendasi yang nanti ujung-ujungnya berpotensi mencabutkan status cagar budaya. Dulu kasus pemasangan catra itu kan seperti itu," lanjutnya.

Goenawan mengaku heran dengan minimnya respons dari kalangan profesional dan asosiasi terkait dugaan pemasangan eskalator tersebut. 

Ia menyatakan bahwa dirinya menulis unggahan sebagai peneliti independen, bukan mewakili lembaga.

"Di dalam intern itu kok kesannya tidak ada gerakan, entah menolak, entah setuju atau apa," pungkas Gunawan yang juga anggota Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia. 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved