Rating Klub Serie A 2024-25: AC Milan, Inter Milan, Napoli, Juventus, AS Roma

Juventus – 6/10 

Ini seharusnya menjadi awal era baru di bawah Thiago Motta dengan sepak bola yang menghibur dan menang, tetapi ia kesulitan untuk mewujudkannya. 

Pada akhirnya, ia dipecat dan proyek pembangunan kembali dimulai lagi. Siapa pun yang mendapatkan pekerjaan itu perlu diberi keamanan jangka panjang untuk mulai mengembalikan La Vecchia Signora ke tempatnya semula. 

Strategi transfer mereka yang secara teratur menjual pemain muda berkualitas perlu dikaji ulang secara serius.

AS Roma – 7/10 

Jika hanya pada paruh kedua musim saja, maka skornya akan mendekati 10 sempurna. Akan tetapi, periode sebelum kedatangan Claudio Ranieri sangat buruk bagi tim dengan kualitas pemain yang dimiliki Giallorossi. 

Ia menenangkan tim dan kemudian membawa mereka terbang tinggi dengan serangkaian hasil yang benar-benar luar biasa. Siapa pun yang datang akan menghadapi tugas berat dan tidak ada yang tidak menitikkan air mata saat ia mengucapkan selamat tinggal kepada para pendukung Olimpico.

Fiorentina – 6.5/10 

Tahun ini adalah tahun yang mungkin terjadi bagi Viola saat mereka meraih kemenangan hebat dan kemudian serangkaian hasil yang sangat membosankan. 

Mereka gagal mencapai final Liga Konferensi ketiga, tetapi entah bagaimana berhasil memastikan kembalinya mereka ke kompetisi itu pada hari terakhir. Moise Kean dan David de Gea menjadi sorotan dari tim yang sering membuat frustrasi yang mungkin akan hancur lagi di musim panas.

Lazio – 6/10 

Sedikit campur aduk dengan beberapa hasil hebat, tetapi akan ada penyesalan karena janji tersebut gagal membawa tim ke Eropa dalam bentuk apa pun. Marco Baroni tampak senang memimpin tim yang lebih besar untuk pertama kalinya, tetapi masih harus dilihat seberapa senang mereka dengannya. Jika tidak ada yang lain, mereka berperan dalam menentukan di mana gelar berakhir dengan hasil imbang mereka dengan Inter di akhir musim.

AC Milan – 5/10 

Ya, ada Supercoppa, tetapi ini bukanlah musim di level yang biasa diikuti Rossoneri. Ada sedikit tanda kehidupan, tetapi secara keseluruhan tidak pernah mencapai puncak yang diharapkan klub baik di bawah Paulo Fonseca yang membingungkan maupun rekan senegaranya Sergio Conceicao. 

Pemain-pemain besar mereka juga tidak tampil konsisten dan para penggemar tentu saja tidak senang dengan hasil keseluruhan dari kampanye ini.