Rangkuman Pengetahuan Umum

RANGKUMAN MATERI IPA Pewarisan Sifat Kelas 9 BAB 4, Genetik, DNA dan RNA

buku Ilmu Pengetahuan Alam, kelas 9, bab 3 pelajari pewarisan sifat Materi genetik  genetik adalah asam nukleat.  Struktur DNA dan RNA 

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
IST
ILUSTRASI GENETIKA: struktur DNA yang berbentuk seperti suatu untaian ganda yang membentuk heliks atau bentuk ulir. 

 TRIBUNJOGJA.COM -- Pernahkah kamu berpikir mengapa kamu memiliki kemiripan dengan bapak ibumu?  Jika pernah, selamat, kamu termasuk dalam kategori anak dengan pemikiran yang kritis. 

Lantas, apa yang menyebabkan kemiripan sifat dan fisik itu terjadi? 

Itu terjadi karena adanya pewarisan sifat. 

Dilansir dari ruangguru.com, Pewarisan sifat merupakan proses penurunan atau pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. 

Untuk mempelajari pewarisan sifat lebih lanjut, mari simak penjelasan di bawah ini dengan saksama. 

Materi dilansir dari buku Ilmu Pengetahuan Alam, kelas 9, bab 3. 

1. Materi genetik 

Dalam proses pewarisan warna kulit, sifat, bentuk rambut, bentuk hidung, atau beberapa jenis hal yang berkaitan dengan genetika lainnya, materi genetik sangat berperan penting. 

Setiap ciri atau sifat yang ada pada setiap orang, merupakan hasil warisan dari orang tua yang diturunkan melalui genetika. 

Genetika ayah diturunkan melalui sel sperma sedangkan genetika ibu diturunkan dari sel ovum, lalu bergabung melalui proses fertilisasi. 

Dengan begitu, terdapat beberapa kemiripan ciri yang sama dengan ayah dan ibumu. 

Lantas, apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan genetika? 

Molekul yang berperan sebagai materi genetik adalah asam nukleat. 

Asam nukleat yang berperan sebagai materi genetik terbagi atas dua macam, yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). 

Pada suatu untaian DNA, terdapat unit yang mampu memengaruhi sifat atau ciri setiap makhluk, hal itu disebut dengan gen. 

DNA terletak di dalam inti sel, tetapi ada juga yang tidak terdapat di dalam inti sel. 

DNA merupakan untaian yang sangat panjang yang biasa disebut dengan kromosom. 

Oleh karena berbentuk untaian, DNA melilit protein yang disebut dengan histon. 

2. Struktur DNA dan RNA 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rosalind Franklin, pada tahun 1953, ditemukan struktur DNA yang berbentuk seperti suatu untaian ganda yang membentuk heliks atau bentuk ulir.

Asam nukleat yang dimiliki oleh DNA dan RNA terdiri dari subunit nukleotida dan masing-masing nukleotida tersebut tersusun atas gugus fosfat, gula, dan nitrogen. 

Gula pada DNA berupa gula deoksiribosa dan gula pada RNA berupa gula ribosa. 

Nukleotida ini dapat dibagi menjadi struktur yang lebih kecil disebut nukleosida. 

Satu unit nukleotida tersusun atas gula dan basa nitrogen (tanpa gugus fosfat).  

Terdapat empat senyawa basa nitrogen yang menyusun DNA, yaitu adenin (A) yang selalu berpasangan dengan timin (T), serta guanin (G) yang selalu berpasangan dengan sitosin (C). 

Basa nitrogen adenin dan guanin dikelompokkan dalam basa purin, sedangkan timin,  dan sitosin dikelompokkan dalam basa pirimidin. 

RNA tidak memiliki basa nitrogen timin (T), melainkan digantikan oleh basa nitrogen urasil (U). 

Struktur heliks DNA terbentuk karena adanya beberapa jenis ikatan kimia, seperti antara untai DNA diikat oleh ikatan hidrogen, antara basa nitrogen dan gula diikat oleh ikatan glikosida, sedangkan antara nukleotida dihubungkan dengan ikatan fosfodiester.

3. Peran Materi Genetik dalam Penentuan Sifat 

Seperti yang kita ketahui, ciri dari orang tua diturunkan pada anaknya. 

Jika orang tua memiliki jenis cuping telinga yang melekat, maka semua anaknya juga memiliki jenis cuping telinga yang melekat dan jika salah satu dari orang tua memiliki jenis cuping telinga yang terpisah, maka semua anaknya memiliki jenis cuping telinga yang terpisah, tetapi ada juga kejadian salah satu anaknya memiliki jenis cuping telinga yang melekat.

Dalam pewarisan sifat, istilah sifat dominan dan sifat resesif akan lebih dikenal. 

sifat dominan merupakan karakter yang mampu mengalahkan atau menutupi karakter lain sedangkan karakter resesif merupakan karakter yang kalah. 

Gen bertanggung jawab atas sifat suatu organisme. 

Gen dapat dilambangkan dengan huruf tertentu, gen dominan dapat ditulis dengan huruf kapital (G), sedangkan gen resesif ditulis dengan huruf biasa (g). 

Variasi bentuk alternatif dari suatu gen tersebut disebut dengan alel. 

Adapun sifat-sifat atau ciri yang dapat dilihat oleh mata (Fenotip), seperti bentuk rambut, warna kulit, dan jenis cuping telinga.  

Fenotipe sendiri  merupakan perwujudan ”ekspresi” dari gen. 

Namun, perlu diketahui, bahwa tidak semua fenotipe dapat dengan mudah diamati secara langsung menggunakan mata.

Selain morfologi, fisiologi dan tingkah laku juga merupakan fenotipe yang dapat diamati. 

Setiap fenotipe dikendalikan oleh genotipe. 

Genotipe sendiri merupakan keseluruhan informasi genetik dari suatu individu. 

Susunan kromosom pada sel penyusun tubuh berbeda dengan susunan kromosom pada sel kelamin (sel telur atau ovum dan sel sperma). 

Kromosom pada sel tubuh susunannya berpasangan yang disebut dengan diploid (di = dua), sedangkan susunan kromosom pada sel kelamin tidak berpasangan dan disebut dalam keadaan haploid yang ditulis dengan simbol 2n dan keadaan haploid yang ditulis dengan simbol n, sehingga kromosom sel kelamin memiliki jumlah setengah dari kromosom sel tubuh. 

Jumlah kromosom sel tubuh manusia sebanyak 23 pasang. 

Pada keadaan diploid atau 2n, jumlah kromosomnya 23 × 2 = 46 buah kromosom. 

Kromosom nomor 1 sampai nomor 22 disebut autosom (kromosom tubuh), sedangkan kromosom nomor 23 disebut gonosom (kromosom kelamin). 

Kromosom nomor 23 (gonosom) inilah yang membedakan kamu laki-laki atau perempuan. 

Dalam bidang biologi, laki laki diberi simbol ♂ (atau jantan pada hewan dan tumbuhan), dan perempuan diberi simbol ♀ (atau betina pada hewan dan tumbuhan). 

Penulisan kromosom kelamin atau gonosom laki-laki ditulis dengan pasangan huruf XY dan untuk perempuan ditulis dengan pasangan huruf XX.

Kariotipe atau susunan kromosom laki-laki dapat ditulis dengan rumus 22AA + XY dan untuk perempuan ditulis dengan rumus 22AA + XX. 

Pada sel kelamin, kromosom tidak dalam keadaan berpasangan (haploid), sehingga kariotipe sel kelamin jantan (sel sperma) adalah 22A + X atau 22A + Y, sedangkan kariotipe sel kelamin betina (sel ovum) yaitu 22A + X. 

Gen pada kromosom kelamin Y itulah yang berperan penting dalam menentukan jenis kelamin pada manusia. 

Pada sel ovum hanya terdapat autosom dan kromosom kelamin X saja. 

Jadi, ketika sel telur yang mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan sel sperma yang mengandung kromosom kelamin X maka akan menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin perempuan (XX).

Namun, jika sel telur yang mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan sel sperma yang mengandung kromosom kelamin Y maka akan menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin laki-laki (XY). 

Keturunan dalam proses pewarisan sifat dapat disebut dengan filial (F), sedangkan orang tua atau induk disebut dengan parental (P). 

Jelasnya: 

X + X = XX 

X + Y = XY 

Filial (F) = Keturunan 

Parental (P) = Orang tua 

Kini, kamu telah mengetahui dari mana asal kemiripan segala yang ada pada dirimu dan pertanyaanmu sudah terjawab tuntas. 

Selamat belajar! ( MG BENEDICTA FAYOLA ) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved