Info BMKG
Potensi Hujan di DIY Menurun, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Lokal
Meski begitu, masyarakat tetap dihimbau untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat muncul secara lokal, terutama di wilayah-wilayah pegunungan
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprakirakan bahwa kondisi cuaca di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tiga hari ke depan, (24–26 April 2025), akan didominasi oleh cuaca relatif kering dengan potensi hujan yang cenderung menurun.
Meski begitu, masyarakat tetap dihimbau untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat muncul secara lokal, terutama di wilayah-wilayah pegunungan dan perbukitan.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, S.Si., M.Kom, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terbaru, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi pola cuaca di wilayah DIY.
Salah satunya adalah keberadaan bibit siklon tropis 97S di perairan utara Australia serta pola siklonik di Samudra Hindia sebelah barat daya Sumatera.
Kedua sistem tersebut menciptakan belokan angin (shearline) dan perlambatan massa udara di sebagian besar Pulau Jawa, termasuk DIY.
“Walau suhu muka laut di sekitar perairan Jawa masih hangat—yakni 29 hingga 30°C—serta kelembapan udara pada lapisan atmosfer 850–500 mb berkisar antara 30–80 persen, secara umum kondisi atmosfer di DIY menunjukkan labilitas ringan hingga sedang,” ujarnya.
Hal ini mengindikasikan penurunan potensi terbentuknya awan konvektif, sehingga peluang hujan secara umum menurun dalam periode tiga hari ke depan.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, pada Kamis, 24 April 2025, wilayah Sleman bagian utara diperkirakan mengalami potensi hujan ringan yang bersifat terbatas.
Memasuki Jumat, 25 April 2025, potensi hujan meningkat dengan kemungkinan hujan ringan hingga sedang di wilayah Sleman bagian utara, Kulon Progo bagian utara, serta Gunungkidul bagian utara.
Sementara itu, pada Sabtu, 26 April 2025, kondisi cuaca diperkirakan masih serupa, dengan potensi hujan ringan hingga sedang tetap terjadi di tiga wilayah tersebut, yakni Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul bagian utara.
Meski potensi hujan cenderung ringan dan bersifat lokal, BMKG tetap mengingatkan masyarakat agar tidak lengah terhadap kemungkinan cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
“Hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir serta angin kencang masih bisa muncul secara lokal dan berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, hingga pohon tumbang,” tegas Warjono.
Peringatan ini terutama ditujukan bagi masyarakat yang bermukim di wilayah rawan bencana seperti daerah lereng bukit, bantaran sungai, dan area terbuka.
Untuk memperoleh informasi cuaca terkini dan lebih terperinci hingga tingkat kecamatan, masyarakat dapat mengakses berbagai kanal resmi BMKG.
Informasi dapat diperoleh melalui laman website resmi di bmkg.go.id atau stamet-yogya.bmkg.go.id, serta melalui media sosial resmi BMKG di akun @infoBMKG dan @infobmkgyia.
Selain itu, BMKG juga menyediakan aplikasi mobile "Info BMKG" yang dapat diunduh secara gratis di perangkat berbasis iOS dan Android.
Masyarakat juga dapat menghubungi call center BMKG di nomor 196 atau langsung mendatangi kantor BMKG terdekat untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik dan akurat.
Cuaca Panas Jogja Sentuh 32 Derajat Celcius, Ini Penjelasan BMKG |
![]() |
---|
BMKG Prediksi Suhu di 4 Wilayah Ini Alami Kenaikan 0,3-0,6 Derajat Celcius pada 2025 |
![]() |
---|
INFO CUACA Wilayah Yogyakarta: Waspadai Angin Kencang di Sleman, Kulon Progo, Gunungkidul |
![]() |
---|
Gempa Cianjur Terasa Hingga Banten, Bogor dan Jakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami |
![]() |
---|
WASPADA Potensi Gelombang Tinggi Perairan Selatan Pulau Jawa, Cek Prediksi BMKG Sampai 8 September |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.