Hari Kartini

Pesan Bupati untuk  Para Kartini di Gunungkidul, Perempuan Tidak Boleh Takut Bermimpi

Bumi Handayani banyak dipimpin sosok perempuan di antaranya tak lain Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, Kapolres Gunungkidul

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
HARI KARTINI: Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih saat doorstop dengan media, pada Senin (21/4/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Peringatan Hari Kartini Tahun 2025 di Kabupaten Gunungkidul diisi beragam kemeriahan yang digelar di Bangsal Sewokoprojo, pada Senin (21/4/2025).

Dalam kesempatan itu, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengapresiasi semua perempuan hebat yang ikut mendukung pembangunan di wilayahnya.

Terlebih lagi, Bumi Handayani banyak dipimpin sosok perempuan di antaranya tak lain Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, Kapolres Gunungkidul AKBP Ary Murtini, Ketua DPRD Gunungkidul Endang Sri Sumiyartini, Ketua PN Wonosari Annisa Noviyati,  Direktur 2 RSUD Diah Prasetyorin, hingga sejumlah kepala dinas  juga dijabat perempuan. 

"Seperti pesan ibu Badingah (mantan bupati Gunungkidul periode 2011-2020) juga perempuan tidak takut bermimpi bagaimana kita bisa mengisi kemerdekaan kita seperti spiritnya RA Kartini," ujarnya usai kegiatan peringatan Hari Kartini di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, pada Senin (21/4/2025). 

Menurutnya, perempuan khususnya di Gunungkidul harus memiliki pemikiran yang progresif revolusioner seperti RA Kartini. Perempuan harus bisa mengembangkan potensinya  dengan semangat zaman, baik dari sisi keahlian dan pendidikan. 

"Perempuan tidak perlu  takut menantang kerasnya dunia terbukti saat ini Forkompimda didominasi perempuan," ungkapnya.

Meskipun begitu, dirinya mengakui banyak kendala yang dihadapi para perempuan untuk berkembang. Mulai dari  rendahnya keinginan belajar berpolitik. Hingga, stigma lain yang masih berkembang di masyarakat  menganggap perempuan tidak berdaya.

"Sehingga masih merasa tidak bisa bersaing. Seperti, politik bukan berarti harus berpolitik praktis, namun bagaimana perempuan bisa mandiri salah satunya mandiri secara ekonomi," ujarnya.

Untuk menghilangkan itu semua, kata dia, pemerintah akan mengambil peran untuk mengembangkan para perempuan di Gunungkidul. Di antaranya lewat potensi kebudayaan hingga pendidikan politik. 

"Pemerintah akan membuat potensi kebudayaan yang akan dikembangkan menjadi industri. Nantinya banyak potensi kebudayaan yang akan dipentaskan dalam destinasi wisata. Termasuk, pendidikan politik perempuan. Edukasi menjadi perempuan mandiri punya cita-cita diandalkan," ucap dia. 

Tak hanya itu, pemerintah juga akan menggodok mengenai statistik indeks pembangunan gender yang dibahas Kamis (17/4/2025) lalu. Indeks gender ini untuk merumuskan potensi yang bisa dikembangkan para perempuan di Gunungkidul 

"Ras paling kuat ini harus kita berdayakan, jangan disebut ketimpangan. Tidak hanya sejajar dengan laki-laki ternyata kita bisa melibihi laki-laki untuk profesi," ucapnya.

Lebih jauh soal itu, Endah juga mengingatkan para perempuan tentang kodratnya, terlebih sebagai seorang ibu dan istri. Menurutnya, ketika seorang perempuan sudah menjadi seorang ibu dan istri harus bisa mengikuti kodratnya. 

"Untuk kodrat sebagai istri maupun ibu tidak boleh ditinggalkan. Orang merasa karir hebat tidak punya rasa hormat pada suami, menelantarkan anaknya, tidak boleh. Perempuan boleh gagal sebagai istri tetapi tidak boleh gagal sebagai ibu," urainya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved