UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Gelar Workshop Perdalam Analisis Pendirian Fakultas Kedokteran

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan beserta jajaran pimpinan lainnya dan sejumlah tokoh.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
PERDALAM SWOT - UIN Sunan Kalijaga menggelar workshop untuk memperdalam analisa SWOT pendirian Fakultas Kedokteran, Senin (14/4/2025) di kampus 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Workshop Pendirian Fakultas Kedokteran yang berlangsung pada Senin (14/4/2025) di ruang rapat lantai 1, Gedung Pusat Administrasi Umum (PAU) kampus setempat.

Kegiatan ini sebagai bagian dari langkah strategis untuk memperdalam analisis terhadap potensi dan tantangan pendirian fakultas melalui kajian SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), serta menggali kekhasan yang akan menjadi diferensiasi program studi kedokteran UIN Sunan Kalijaga

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan beserta jajaran pimpinan lainnya dan sejumlah tokoh.

Rektor mengungkapkan rasa bangganya atas kesungguhan seluruh anggota tim dalam upaya pendirian Fakultas Kedokteran di kampus ini.

“Saya merasa sangat terkesan dengan kesungguhan yang ditunjukkan oleh seluruh anggota tim. Ini adalah momen bersejarah yang tengah kita ciptakan bersama. Tentunya, kehadiran Bapak/Ibu dari berbagai instansi sangat berperan penting dalam menentukan kesuksesan kita ke depan,” ujar Rektor.

Dalam kesempatan tersebut, Noorhaidi menyoroti pentingnya merumuskan kekhasan Fakultas Kedokteran secara tajam dan kontekstual.

Ia meyakini bahwa keragaman mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang datang dari Aceh hingga Papua, menjadi salah satu landasan penting mengapa fakultas ini perlu didirikan.

“Mahasiswa kita berasal dari berbagai daerah, dan besar kemungkinan mereka akan kembali ke daerah asal setelah lulus. Maka, keberadaan fakultas kedokteran ini sangat strategis dan relevan,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pendirian Fakultas Kedokteran, Prof. Dr. Sri Sumarni, memaparkan berbagai langkah yang telah ditempuh.

Mulai dari benchmarking ke berbagai fakultas kedokteran, penandatanganan MoU dengan Universitas Diponegoro sebagai universitas pendamping, kolaborasi dengan UIN Walisongo sebagai konsultan, serta kunjungan ke dinas kesehatan dan rumah sakit di DIY dan Klaten.

“Rasanya sudah cukup bekal untuk kami menyusun kurikulum, termasuk visi, misi, dan kekhasan Fakultas Kedokteran yang akan dikembangkan. Kami sangat mengharapkan masukan dari para pakar dan mitra hari ini,” terang Sumarni.

Ia menegaskan bahwa UIN Sunan Kalijaga memiliki modal kuat: sebagai PTKIN tertua dan unggul, reputasi akademik yang diakui, pendekatan integrasi keilmuan berbasis Alquran dan Hadis yang menjadi rujukan nasional dan internasional, beberapa jurnal scopus terindeks Q1, serta dukungan lahan seluas 71 hektar di Pajangan untuk pengembangan sarana-prasarana Fakultas Kedokteran.

Dokter Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi RSUP dr. Sardjito, dr. Iri Kuswadi, Sp.PD.KGH., menekankan bahwa hipertensi dapat menjadi salah satu unggulan kekhasan dalam pendekatan pendidikan dan riset kedokteran di UIN Sunan Kalijaga.

“Hipertensi adalah biang keladi berbagai penyakit serius seperti jantung, stroke, dan gagal ginjal, namun sering luput dari perhatian. Seorang dokter tidak hanya melayani pasien, tetapi juga mendidik masyarakat,” ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved