Berita Viral

VIRAL KENAPA Tagihan Listrik Melonjak Pasca Diskon 50 Persen Berakhir, Ini Kata PLN

Imbauan ini muncul setelah banyak keluhan dari warganet terkait lonjakan tagihan listrik yang terjadi sejak Maret 2025.

|
Dok PLN
VIRAL KENAPA Tagihan Listrik Melonjak Pasca Diskon 50 Persen Berakhir, Ini Kata PLN 

TRIBUNJOGJA.COM - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan pola konsumsi listrik menyusul berakhirnya program diskon tarif listrik 50 persen.

Imbauan ini muncul setelah banyak keluhan dari warganet terkait lonjakan tagihan listrik yang terjadi sejak Maret 2025.

1. Tarif Listrik Kembali Normal per 1 Maret 2025

Vice President Komunikasi Korporat PLN, Grahita Muhammad, menjelaskan bahwa tarif listrik sudah kembali normal sejak diskon berakhir. 

“Tarif listrik sudah normal lagi atau sudah tidak ada diskon,” ujar Grahita kepada seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari laman Kompas.com.

Ia menambahkan bahwa lonjakan tagihan kemungkinan besar disebabkan oleh pola pemakaian listrik yang meningkat setelah masa diskon berakhir.

2. Pemerintah Tetapkan Tarif Tetap untuk Triwulan II 2025

Grahita juga menyampaikan bahwa pada triwulan II tahun 2025 (April–Juni), pemerintah telah menetapkan bahwa tarif listrik bagi pelanggan subsidi (24 golongan) dan non-subsidi (13 golongan) tidak akan mengalami kenaikan. 

“Hal ini dilakukan demi menjaga daya beli masyarakat dan perekonomian nasional,” ujarnya.

3. Diskon Sebelumnya Berlaku untuk Pelanggan Tertentu

Program diskon tarif listrik sebesar 50 persen sebelumnya berlaku selama Januari hingga Februari 2025.

Diskon ini diberikan kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.

4. PLN Ajak Gunakan PLN Mobile dan Fitur Catat Meter Mandiri

PLN mengingatkan pelanggan untuk rutin memeriksa riwayat konsumsi melalui aplikasi PLN Mobile. 

“Oleh karena itu, PLN mengimbau pelanggan untuk memastikan pola konsumsi listrik, dan mengakses PLN Mobile untuk mengetahui riwayat pemakaian setiap bulannya,” kata Grahita.

Ia juga menyoroti pentingnya fitur catat meter mandiri atau SwaCam. 

“Bagi pelanggan pascabayar, dapat melakukan pencatatan stand angka kWh meter secara mandiri di rumah setiap bulannya, bahkan dapat mengetahui estimasi biaya tagihan listrik untuk pembayaran pada bulan berjalan,” tambahnya.

5. Keluhan Warganet Soal Tagihan Melonjak

Sejumlah warganet mengungkapkan kekecewaannya melalui media sosial X. 

Salah satunya adalah akun @lagigabu, yang mengeluh tagihannya melonjak tajam setelah masa subsidi berakhir.

"Di sini apakah ada lonjakan tagihan listrik juga setelah subsidi yang 50 persen itu? Kaget banget, setelah promo subsidi habis, tagihan bulan ini jadi 2x lipat pembayarannya," tulisnya pada Rabu (3/4/2025).

Ia menyebutkan bahwa saat program subsidi berjalan, tagihan listriknya hanya sekitar Rp140.000 per bulan, jauh lebih rendah dari biasanya yang berkisar Rp280.000–Rp320.000. 

Namun, setelah diskon berakhir, tagihannya melonjak menjadi Rp611.000.
Keluhan serupa disampaikan oleh akun @avenoor* pada Jumat (4/4/2025):


"Tarif naik hampir 50 persen dari harga biasa, padahal penggunaan berkurang. Awkwkwk, apa-apaan ini woi @pln_123," tulisnya.

( Tribunjogja.com / Kompas.com )

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved