Kulit Kedelai dan Biji Nangka Disulap Jadi Snack Bar Bergizi oleh Mahasiswa FMIPA UNY
Lewat program Pekan Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K), mereka menghadirkan Kedelite, snack bar sehat berbahan dasar kulit kedelai dan biji
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Inovasi kuliner terus bermunculan, termasuk dari lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta.
Lewat program Pekan Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K), mereka menghadirkan Kedelite, snack bar sehat berbahan dasar kulit kedelai dan biji nangka.
Tim pengembang Kedelite terdiri dari Indah Aulia, Telaga Zia, Mufidah Nur, Adinda Putri, dan Aghna Jadarah, di bawah bimbingan Dita Puji R., M.Pd. sebagai dosen pembimbing lapangan. Camilan ini diklaim kaya akan protein, serat, lemak, zat besi, dan kalsium, kombinasi nutrisi yang mendukung pola makan seimbang.
Uniknya, kulit kedelai yang digunakan berasal dari limbah industri tempe dan tahu, sedangkan biji nangka menambah sensasi renyah.
“Kami ingin menciptakan camilan yang tidak hanya enak, tetapi juga menyehatkan dan membantu mengurangi limbah makanan,” jelas Indah Aulia, ketua tim. Ia menambahkan bahwa kulit kedelai yang kerap terbuang ternyata masih kaya nutrisi dan layak diolah menjadi produk bernilai.
Dikemas dalam bungkus aluminium foil berukuran 20 gram, Kedelite tampil modern lengkap dengan nama produk, varian rasa, serta slogan 4 Nutrisi dalam 1 Gigitan.
Menurut Telaga Zia, produk ini hadir dalam tiga varian: original, matcha, dan jagung. “Ketiga rasa ini kami pilih karena masih jarang ditemui di pasaran, jadi memberi pengalaman baru untuk konsumen,” katanya.
Aghna Jadarah menjelaskan bahwa proses produksi Kedelite cukup ketat demi menjaga kualitas.
Proses dimulai dari penyortiran bahan baku dan persiapan alat, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan, pengeringan, serta penghalusan kulit kedelai dan biji nangka agar mudah dicampur.
Setelah itu, dilakukan uji rasa dan kualitas, sebelum produk dikemas secara higienis dalam aluminium foil. “Tujuannya agar produk lebih awet dan praktis dibawa,” imbuhnya.
Respons dari konsumen pun positif. Salah satunya datang dari Ayu Larasati yang mengunggah pengalamannya lewat Instagram Story.
“Saya lihat story PKM-K yang menarik, langsung order karena penasaran. First try, rasanya not bad, cocok di lidah. Saya coba rasa matcha, matcha-nya nggak medok, ada oat-nya juga jadi cukup mengenyangkan,” tulisnya.
Ke depan, tim Kedelite berharap produk ini bisa menjangkau pasar yang lebih luas. “Harapannya, Kedelite jadi alternatif camilan yang mudah ditemukan, terutama bagi orang yang peduli pada kesehatan dan lingkungan,” kata Indah Aulia.
Dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan bernutrisi tinggi, Kedelite menunjukkan bahwa limbah pangan bisa menjadi produk bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat. (Ard)
Ribuan Ijazah Wisudawan UNY Terlambat Keluar, Rektor Sebut Tinggal 30 Persen yang Masih Diproses |
![]() |
---|
Ijazah Tak Kunjung Terbit, Ribuan Lulusan UNY Tersandera Administrasi, Ini Tanggapan Wakil Rektor |
![]() |
---|
Cerita Fairuz, Maba UNY yang Baru Berusia 16 Tahun saat Perdana Kuliah |
![]() |
---|
Harga Jual Lebih Mahal, Pemkab Gunungkidul Lirik Perluas Budidaya Kedelai Hitam |
![]() |
---|
3800 Mahasiswa Baru UNY Jalani Tes Kesehatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.