Harga Emas

Perang Dagang Amerika vs China Picu Harga Emas Turun

Harga emas dunia turun lebih dari 3 persen pada perdagangan Jumat (4/4/2025) waktu setempat sehingga lengser dari rekor tertingginya

Penulis: Iwan Al Khasni | Editor: Iwan Al Khasni
anekalogam.co.id
Emas Antam 

 

Tribunjogja.com --- Harga emas dunia turun lebih dari 3 persen pada perdagangan Jumat (4/4/2025) waktu setempat sehingga lengser dari rekor tertingginya. 

Para investor menjual emas untuk menutup kerugian mereka akibat anjloknya pasar saham, menyusul memanasnya perang dagang yang memicu kekhawatiran resesi global. 

Harga emas spot turun 2,9 persen menjadi 3.024,2 dollar AS per ons, setelah sempat menyentuh titik terendah sesi di 3.015,29 dollar AS. 

Penurunan tersebut menghapus seluruh keuntungan yang dicapai sebelumnya pada pekan ini. 

Dalam sepekan ini, harga emas turun 1,9 persen. 

Padahal, pada Kamis (3/4/2025), emas mencetak rekor tertinggi baru di 3.167,57 dollar AS.

“Kami sering melihat emas digunakan sebagai aset likuid untuk memenuhi panggilan margin di tempat lain, jadi tidak mengherankan jika emas dijual setelah peristiwa risiko besar, mengingat perannya dalam portofolio,” kata Suki Cooper, analis di Standard Chartered. 

“Perilakunya sesuai dengan tren historis,” tambah dia. 

Pasar saham AS atau Wall Street turun untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing anjlok sekitar 5 persen, setelah China mengumumkan tarif tambahan sebesar 34 persen atas seluruh barang asal AS mulai 10 April, sebagai respons atas tarif balasan yang diumumkan Presiden Trump awal minggu ini. 

Meski demikian, harga emas masih naik sekitar 15,3 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral dan daya tariknya sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. 

“Meskipun volatilitas meningkat, emas tetap menjadi tempat perlindungan aman bagi banyak investor,” kata Matt Simpson, analis senior di City Index.

Indeks dollar AS (DXY) naik 0,7 persen terhadap mata uang utama lainnya. 

Dollar yang lebih kuat membuat emas yang dihargakan dalam dollar menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri. 

Saham AS anjlok untuk hari kedua berturut-turut pada hari Jumat akibat reaksi pasar terhadap tarif Presiden Trump. 

Para pelaku pasar juga mencermati data ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan. 

“Saya pikir data tenaga kerja (nonfarm payrolls) akan memperkuat alasan The Fed untuk terus menunda penurunan suku bunga,” kata Alex Ebkarian, COO di Allegiance Gold. 

Padahal, emas cenderung berkinerja lebih baik dalam lingkungan dengan suku bunga rendah. 

Adapun perak turun 7,3 persen menjadi 29,54 dollar AS per ons dan diperkirakan akan mengalami minggu terburuk sejak September 2020. 

Platinum turun 3,6 persen menjadi 918,35 dollar AS, dan palladium turun 2 persen menjadi 909,75 dollar AS, keduanya juga mencatatkan penurunan mingguan. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved