Mesir Kirim Delegasi ke Doha untuk Gencatan Senjata di Gaza

Mesir selaku mediator mengirim delegasinya ke Doha, Qatar, pada Kamis (27/3/2025) guna menyampaikan usulan baru kepada Hamas dan Israel.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Telegram Brigade Al-Qassam
SANDERA ISRAEL DIBEBASKAN - Foto ini diambil pada Selasa (4/2/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Sabtu (1/2/2025), menunjukkan sandera Israel, Ofer Calderon (tengah), berdiri bersama anggota Brigade Al-Qassam selama pertukaran tahanan ke-4 pada Sabtu (1/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza. Pada Kamis (27/3/2025), Mesir dikabarkan mengusulkan agar Hamas membebaskan 5 sandera Israel setiap 7 hari dengan imbalan pembebasan warga Palestina. 

TRIBUNJOGJA.COM - Upaya diplomasi untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza terus dilakukan.

Terbaru, Mesir selaku mediator mengirim delegasinya ke Doha, Qatar, pada Kamis (27/3/2025) guna menyampaikan usulan baru kepada Hamas dan Israel.

Langkah ini diambil setelah Israel kembali melakukan serangan ke Gaza pada 18 Maret lalu, yang memicu eskalasi baru di wilayah tersebut.

Dalam usulan gencatan senjata terbaru, Mesir mengajukan pembebasan lima sandera Israel yang masih hidup pada hari pertama gencatan senjata. Setelah itu, pembebasan lima sandera lainnya akan dilakukan setiap 7-10 hari.

Dikutip dari Tribunnews.com, dua diplomat yang mengetahui isi usulan tersebut mengungkapkan bahwa Idan Alexander, sandera berkewarganegaraan Israel-Amerika, termasuk dalam kelompok pertama yang akan dibebaskan. 

Selain itu, kesepakatan juga mencakup penarikan pasukan Israel dari posisi yang mereka duduki setelah melanggar gencatan senjata tahap pertama.

Baca juga: Hamas Luncurkan Serangan Balasan Pertama Sejak Israel Mulai Gempur Gaza

Sejak pelanggaran tersebut, Israel kembali menguasai Koridor Philadelphi (Poros Salah al-Din) dan Koridor Netzarim, yang membagi Jalur Gaza menjadi dua bagian.

Oleh karena itu, usulan baru Mesir juga menekankan pentingnya komitmen kedua pihak untuk melanjutkan perundingan demi mencapai kesepakatan yang lebih stabil.

Sebelumnya, pada 19 Januari 2025, Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata yang berlangsung selama 42 hari dalam tiga tahap.

Namun, gencatan senjata itu runtuh setelah Israel menolak beralih ke tahap kedua dan menuntut perpanjangan tahap pertama, sebuah permintaan yang ditolak oleh Hamas.

Dengan inisiatif baru dari Mesir ini, harapan kembali muncul untuk mengurangi ketegangan di Gaza dan mendorong solusi diplomatik yang lebih berkelanjutan. (*)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved