Sebanyak 37 Persen Gen Z Pesimis dengan Masa Depan Indonesia, Picu Tren Kabur Aja Dulu

Hasil survei ini menunjukkan bahwa keinginan untuk bermigrasi cukup signifikan, terutama di kalangan generasi muda. Mereka pesimis dengan negara

Freepik
Ilustrasi Bisnis 

TRIBUNJOGJA.COM - Tagar #KaburAjaDulu sempat ramai di media sosial, mencerminkan keinginan banyak orang untuk meninggalkan Indonesia. Tapi, apakah ini hanya tren sesaat atau benar-benar niat yang serius? Untuk menjawabnya, YouGov Indonesia melakukan survei mendalam.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa keinginan untuk bermigrasi cukup signifikan, terutama di kalangan generasi muda. Survei dilakukan melalui panel online YouGov, dengan metodologi yang memastikan hasilnya representatif berdasarkan usia, jenis kelamin, dan wilayah geografis.

Sebanyak 2.003 responden laki-laki dan perempuan berpartisipasi dalam survei yang berlangsung pada 24-27 Februari 2025.

Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia, mengungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan memahami apakah tren ‘Kabur Aja Dulu’ hanya sekadar wacana atau benar-benar mencerminkan niat untuk pindah ke luar negeri.

“Dalam dunia konsumen, ada tren yang hanya menjadi topik hangat, tapi ada juga yang mendorong orang untuk bertindak, seperti melakukan pembelian. Kami melihat pola serupa dalam tren migrasi—bagi sebagian orang, ini mungkin hanya wacana, tapi bagi yang lain, bisa jadi ini adalah langkah nyata yang sedang dipertimbangkan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (9/3/2025).

Gen Z Paling Berpotensi Migrasi

Survei YouGov menemukan bahwa 41 persen Gen Z mempertimbangkan untuk pindah ke luar negeri dalam beberapa tahun ke depan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan 31 persen Millennial, 26 persen Gen X, dan 12 persen Baby Boomers.

Selain faktor generasi, status pernikahan dan latar belakang profesional juga berpengaruh terhadap keinginan bermigrasi.

Baca juga: YouGov: 41 Persen Gen Z Pertimbangkan Kabur Aja Dulu ke Luar Negeri, Pesimis Masa Depan di Indonesia

Mereka yang belum menikah lebih terbuka terhadap kemungkinan pindah (42 persen), sementara mereka yang sudah menikah cenderung bertahan di Indonesia (49 persen).

“Menariknya, jika dulu pindah ke luar negeri lebih banyak dilakukan untuk studi, kini usia produktif Indonesia juga mulai mempertimbangkan migrasi demi memulai bisnis atau mengembangkan karier. Artinya, keputusan untuk pindah tidak hanya didorong oleh pendidikan, tetapi juga faktor ekonomi dan peluang usaha yang lebih luas,” lanjut Edward.

Mau Pindah ke Mana?

Survei juga menemukan bahwa 29 persen individu yang ingin pindah ke luar negeri melakukannya untuk memulai bisnis sendiri. Kelompok ini didominasi oleh profesional tingkat tinggi dan individu dari kelas sosial-ekonomi atas (Upper I class).

Adapun tiga negara utama yang menjadi tujuan mereka memulai usaha adalah Jepang (51 persen), Australia (27 persen), dan Swiss (18 persen).

Di sisi lain, mahasiswa dan akademisi lebih melihat migrasi sebagai kesempatan untuk melanjutkan studi (52 persen), sementara profesional muda lebih tertarik pada peluang bisnis dan karier global (39 persen).

Optimisme vs Pesimisme

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved