Ungkap Penyebab Keracunan di Tempel, Polisi Masih Tunggu Hasil Resmi Labfor 

Sejauh ini, Polresta Sleman masih menunggu hasil uji sampel makanan dari Laboratorium Forensik Semarang. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
KORBAN KERACUNAN - Foto dok Posko kesehatan penanganan dugaan keracunan di Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, Senin (10/2/2025). Polresta Sleman menunggu hasil labfor Semarang. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Keracunan massal yang terjadi saat pesta pernikahan di Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, masih dalam proses penyelidikan pihak berwajib.

Sejauh ini, Polresta Sleman masih menunggu hasil uji sampel makanan dari Laboratorium Forensik Semarang. 

"Sampai sore ini belum ada hasil. Jika sudah, kita info," kata Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo, dikonfirmasi Senin (17/2/2025). 

Pengujian sampel makanan di Laboratorium Forensik (Labfor) Semarang dilakukan untuk mengetahui kandungan makanan.

Apakah terdapat zat kimia berbahaya atau tidak di dalam hidangan yang disajikan di pesta tersebut.

Selain uji labfor, Polisi juga berencana berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan untuk bisa menunjukkan dan menjelaskan hasil dari pengujian laboratorium kesehatan. 

Edy sebelumnya juga mengungkapkan, pihaknya belum menetapkan kontruksi pasal yang akan dipersangkakan dalam perkara keracunan massal ini.

Sebab, masih menunggu hasil dari pengujian sampel makanan di dua tempat tersebut. Hasil pengujian digunakan untuk mengungkap apakah ada unsur kelalaian atau kesengajaan dalam peristiwa itu. 

"Kalau memang lalai, ya kita kenakan pasal kelalaian. Kalau sengaja pasal kesengajaan. Kami nunggu hasil labnya. Misalnya hasil lab ada barang yang seharusnya dilarang tapi dipakai ya kita sangka dengan pasal kesengajaan," jelas Edy. 

Kasatreskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian mengatakan, pengujian sampel makanan yang diduga menjadi penyebab warga keracunan di laboratorium kesehatan dengan di laboratorium forensik berbeda.

Di laboratorium kesehatan mengecek terkait kandungan mikrobiologinya. Misalnya, apakah ada bakteri atau tidak.

Sedangkan di laboratorium forensik untuk mengecek apakah ada kandungan senyawa kimia berbahaya atau tidak. 

"Jadi berbeda ya. Sekarang sampel sudah kami kirim ke Semarang, dan sebenarnya sudah keluar. Namun secara formilnya, karena mungkin ada kesibukan sehingga secara formil belum dikeluarkan. Tapi kami sudah dihubungi dari sana sudah ada hasilnya," kata Riski. 

Sayangnya, Ia belum mau membocorkan hasil pengujian dari labfor. Apakah sampel makanan mengandung senyawa kimia seperti borak, sianida atau tidak. 

"Hasilnya nanti ya. Mudah-mudahan minggu depan sudah ada jawaban. Dan semoga hasil pengujian dari Dinkes dan yang ada di kami sejalan," ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved