Jembatan Srandakan Lama Ambrol
BREAKING NEWS: Jembatan Srandakan Lama Ambrol
Jembatan Srandakan lama yang berada di Kalurahan Trimurti, Srandakan, Kabupaten Bantul, putus atau ambrol pada Kamis (6/2/2025) malam.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jembatan Srandakan lama yang berada di Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, putus atau ambrol pada Kamis (6/2/2025) malam.
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, dan Peralatan BPBD Kabupaten Bantul, Antoni Hutagaol, bagian yang ambrol panjangnya mencapai 25 meter.
Jembatan itu ambrol lantaran terkikis aliran sungai yang deras.
"Jembatan itu ambrol dikarenakan terkikis aliran sungai progo Srandakan dan ambrolnya dam atau groundsill Srandakan," katanya saat dikonfirmasi Tribunjogja.com, Jumat (7/2/2025).
Selain dipicu oleh derasnya arus, menurut Antoni, usia jembatan yang sudah mencapai 100 tahun juga turut menyebabkan bangunan ambrol.
Jembatan Srandakan itu sebelumnya dibangun pada tahun 1925 yang awalnya difungsikan sebagai jalan kereta api dan dialihfungsikan menjadi jalan raya tahun 1951.
Sementara itu, Kepala pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta, menyebut, tidak ada korban jiwa maupun korban luka dari kejadian tersebut.
Baca juga: Darurat Groundsill Sungai Progo Srandakan, Alat Berat Mulai Turun Amankan Jembatan
"Dan, untuk saat ini, sepanjang Jalan Srandakan lama sudah ditutup, sehingga tidak bisa dilalui oleh warga sekitar," jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala DPUPKP Kabupaten Bantul, Jimmy Arlan Manumpak Simbolon, menyampaikan, bahwa jembatan tersebut tidak masuk ke dalam daftar aset Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul.
"Kita cek di daftar aset kita, tidak ada. Sepertinya jembatan itu sama seperti jembatan yang di sebelahnya. Masuknya proyek nasional," tutur dia.
Terpisah, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyebut, bahwa Jembatan Srandakan lama sudah lama tidak difungsikan, dikarenakan kondisi jembatan itu sudah rusak sejak lama.
"Jembatan Srandakan lama itu rusak ya itu juga akibat dari ambrolnya groundsill," ucapnya.
"Dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak sekrang sudah melakukan percepatan penahanan air melalui tetrapod," tutup dia.(nei)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.