Cegah Potensi Gangguan Mental, Pemkot Yogya Perluas Program Sekolah Sehat Jiwa

Dijelaskan, tujuan pembentukan sekolah sehat jiwa adalah untuk menciptakan lingkungan sekolah sehat nyaman dan aman bagi siswa

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ Noristera Pawestri
ILUSTRASI - Foto dok. Siswa SMPN 8 Yogyakarta mempraktekan penanganan siswa yang sakit di depan juri Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 

TRIBUNJOGJA.COM - Fenomena Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kota Yogyakarta menjadi problem serius dan mendapat perhatian penuh dari pemerintah.

Bukan tanpa alasan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogya, per 2024 tercatat ada 3.433 orang yang mengidap gangguan jiwa.

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Yogyakarta, Iva Kusdyarini, mengatakan, Pemkot memiliki Perwal No 80 Tahun 2024 tentang upaya kesehatan jiwa. 

Payung hukum tersebut mengamanatkan pembentukan tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat secara berjenjang di tingkat kota sampai kemantren dan kelurahan. 

"Di sektor pendidikan kita juga sudah melaksanakan upaya kesehatan jiwa di sekolah melalui pembentukan sekolah sehat jiwa," katanya, Selasa (21/1/25).

Dijelaskan, tujuan pembentukan sekolah sehat jiwa adalah untuk menciptakan lingkungan sekolah sehat nyaman dan aman bagi siswa dan seluruh warga sekolah. 

Saat ini, sudah terbentuk 8 sekolah sehat jiwa, yakni di SMPN 3 Yogya, SMPN 7 Yogya, SMP Bopkri 3 Yogya, SMP Taman Dewasa Jetis, SMPN 5 Yogya, SMPN 16 Yogya SMP Muhammadiyah 2 Yogya dan SMP IT Masjid Syuhada Yogya.

"Tahun ini rencananya kita akan melaksanakan (sekolah sehat jiwa) untuk empat sekolah yang baru. Untuk sekolahnya, kami  berkoordinasi dulu dengan Disdikpora," jelasnya.

Iva menuturkan, kiteria pembentukan sekolah sehat jiwa antara lain, pihak sekolah bersedia dan mampu melaksanakan upaya kesehatan jiwa di sekolah. 

Salah satu upaya paling krusial adalah mencegah faktor permasalahan kesehatan jiwa di sekolah, seperti bullying, pengaruh stres belajar dan hubungan antar teman. 

"Bentuk riil kegiatan sekolah sehat jiwa ini adalah guru dan siswa perwakilan kita latih untuk menjadi agen perubahan terkait kesehatan jiwa," katanya.

"Yaitu, mampu melakukan upaya promosi, prevensi dengan menjadi konselor sebaya. Kita juga melakukan sosialisasi awarnes mental health bersama sekolah dan Disdikpora," tambah Iva.

Sementara, Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikpora Kota Yogya, Hasysim, menyebut, realisasi tambahan sekolah sehat jiwa akan menyasar SMPN 1 Yogya, SMPN 12 Yogya, SMP Kanisius Gayam dan SMP IT Abu Bakar. 

Sekolah dipilih dengan beberapa pertimbangan, seperti kondisi siswa yang cukup beragam dari segi ekonomi dan tidak hanya dari penduduk kota, serta lokasi sekolah mewakili wilayah utara, selatan, timur dan barat Kota Yogya.

"Sekolah-sekolah itu muridnya juga banyak, sehingga kita pilih agar sasarannya lebih banyak. Kami akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk realisasi pembentukannya," pungkasnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved