Keraton Jogja Sebut Kondisi Alam Sumbu Filosofis dari Merapi Hingga Pantai Selatan Rusak

Kondisi alam di sumbu filosofis Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Gunung Merapi di Sleman dan gumuk pasir Parangkusumo di pantai Selatan dinilai rusak

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNjogja.com
Garis Imajiner Merapi hingga Laut Selatan 

Tribunjogja.com Sleman --- Kondisi alam di sumbu filosofis Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Gunung Merapi di Sleman dan gumuk pasir Parangkusumo di pantai Selatan dinilai makin rusak.

Sebab itulah, Keraton Yogyakarta berencana menata dua kawasan, yang menjadi bagian sumbu filosofis Jogja itu.

Penataan dilakukan dengan perluasan penanaman pohon di utara untuk merawat air dan menjaga ekosistem di dalamnya. 

Pemulihan di utara dinilai berdampak baik atau terhubung dengan kondisi di pantai selatan. 

Aktivitas penambangan pasir menggunakan alat berat
Aktivitas penambangan pasir menggunakan alat berat (Dok Tribun Jogja)

Putri Sulung Raja Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi mengatakan penataan kembali dua kawasan tersebut penting dilakukan. 

Sebab, setiap tahun Keraton menggelar upacara adat tradisi labuhan ke gunung Merapi dan ke Parangtritis atau Parangkusumo. 

Namun dua tempat tersebut kondisinya sekarang semakin rusak. 

Oleh sebab itu, saat ini mulai proses penataan kembali. 

Apalagi di Parangkusumo terdapat gumuk pasir atau barchan yang hanya ada dua di dunia. 

Luas asli gumuk pasir di Parangkusumo tersebut sekira 400an hektar tetapi saat ini semakin menyusut. 

"Di Parangtritis itu aslinya ada 400-an hektar untuk gemuk pasir tersebut," 

"Tapi kemudian ada keputusan dari Gubernur bahwa wilayah gumuk pasir ada di 114 hektar. 

Suasana Gumuk Pasir Kabupaten Bantul, Rabu (24/7/2024).
Suasana Gumuk Pasir Kabupaten Bantul, Rabu (24/7/2024). (Tribunjogja.com/Neti Rukmana)

"Tapi kenyataan sekarang hanya ada 17 hektar," kata GKR Mangkubumi, saat kegiatan penanaman pohon di Nawang Jagad, Kaliurang, Senin (20/1/2025). 

Pihaknya mengaku sedang mempelajari, mengapa kondisinya semakin menyempit, belum lagi barchan atau gundukan pasir di gumuk pasir juga kini jarang sekali muncul. 

Ia menduga hal tersebut ada kaitannya dengan jumlah pasir yang terus berkurang di lereng gunung Merapi. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved