Timnas Indonesia

Curhat Fisioterapis Timnas tentang Pemecatan STY: Semua yang Saya Rencanakan Hancur

Fisioterapis tim nasional Indonesia, Huh Ji-sub mengaku patah hati dengan keputusan pemecatan kepala pelatih, Shin Tae-yong.

Instagram @wassub_jissub
Huh Ji-sub, fisioterapis timnas Indonesia 

TRIBUNJOGJA.COM - Fisioterapis tim nasional Indonesia, Huh Ji-sub mengaku patah hati dengan keputusan pemecatan kepala pelatih, Shin Tae-yong.

Dia pun menuliskan pesan mengharukan di Instagramnya @wassub_jissub pada Kamis (9/1/2025).

“Beberapa hari terakhir ini, sangat sulit bagi saya. Pelatih kami diberhentikan secara tiba-tiba, tanpa pemberitahuan atau rencana sebelumnya. Keputusan itu tidak hanya mengejutkan, tetapi juga membuat saya merasa kosong dan kehilangan arah,” bukanya.

Huh Ji-sub menjelaskan, dirinya datang ke Indonesia dengan hati, bukan hanya untuk pekerjaan.

Indonesia, kata dia, sudah menjadi rumah keduanya karena ia menghabiskan masa SMP dan SMA di Indonesia. Sehingga, ada ikatan emosional yang mendalam dengan negeri ini.

“Impian saya sederhana, memberikan kontribusi, sekecil apapun, untuk membantu Indonesia mencapai mimpi besarnya lolos ke Piala Dunia,” terang Ji-sub.

Ia tidak menampik, dalam dunia olahraga, pemecatan tiba-tiba itu sering terjadi. Pertemuan dan perpisahan bisa terjadi kapan saja tanpa disangka.

Meski begitu, Ji-sub mengaku, menerima kenyataan itu tidak mudah.

“Saya menghormati keputusan yang sudah diambil, meski tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang ada di hati,” bebernya.

“Saya sebenarnya sudah mempersiapkan rencana besar untuk tahun 2025. Saya ingin membantu tim nasional Indonesia dengan peran baru sebagai ahli ilmu olahraga (sport scientist),” tambah dia lagi.

Ia percaya, pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan kedokteran olahraga dapat menjadi kunci untuk membawa sepakbola Indonesia ke level yang lebih tinggi.

Baca juga: Komentar Netizen Korea tentang Pemecatan STY: STY Selamatkan Rumah Hancur, tapi Mereka Tak Bersyukur

Bahkan, setelah turnamen ini, kata dia, sudah menyiapkan berbagai program untuk masa depan sepak bola Indonesia.

“Tapi sekarang, semua yang sudah saya rencanakan terasa hancur,” imbuhnya.

Pada bulan Desember lalu, Ji-sub mengakui dirinya sempat mendapat tawaran dari klub luar negeri dan tim nasional Korea Selatan.

Namun, ia memilih tetap di Indonesia.

“Saya ingin menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju impian besar negara ini, tapi dengan pemberhentian pelatih kami yang begitu tiba-tiba, saya merasa kehilangan peran saya di sini. Saya tidak tahu lagi apa yang bisa saya lakukan,” jelasnya.

Ji-sub menambahkan, ada banyak hal yang terjadi di balik layar dan mungkin tidak pernah diketahui publik.

Ia pun memilih untuk tidak membahasnya karena yang terpenting adalah bagaimana kita bergerak maju. Mengkritik masa lalu, menurut dia, hanya akan menghambat langkah ke depan.

“Meski hati saya berat, harapan saya untuk Indonesia tidak pernah pudar. Saya ingin melihat Indonesia terus maju, hingga suatu hari mimpi besar kita semua untuk lolos ke Piala Dunia akhirnya terwujud,” ungkapnya.

“Terimakasih kepada semua orang yang telah menjadi bagian dari perjalanan saya di sini. Saya benar-benar bersyukur atas setiap momen yang saya habiskan di Indonesia. Untuk para penggemar sepak bola Indonesia, saya tidak akan pernah melupakan semangat dan dukungan kalian,” tambahnya.

Ia menutup curahan hati dengan memberikan dukungan kepada tim nasional Indonesia.

“Saya selalu mendukung Indonesia, dimanapun saya berada. Perjalanan ini mungkin berhenti di sini, tapi cinta saya untuk sepakbola Indonesia tidak akan pernah hilang,” tutupnya.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved