Mengungkap Alasan Erick Thohir Menjaring Calon Pelatih di Hari Besar dan Hari Libur Negara Eropa

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berbicara soal alasan dirinya menjaring calon pelatih Timnas Indonesia di hari besar.

Editor: ribut raharjo
TANGKAPAN LAYAR Instagram Erick Thohir @erickthohir
Pemain FC Twente, Mees Hilgers, berjabat tangan dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. 

TRIBUNJOGJA.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berbicara soal alasan dirinya menjaring calon pelatih Timnas Indonesia di hari besar dan hari libur negara Eropa tepatnya pada 25 Desember. 

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengutarakan ketika mengumumkan pemberhentian Shin Tae-yong pada Senin (6/1/2025) bahwa ia mengadakan "buka warung" untuk melakukan interview bersama calon pelatih Timnas Indonesia dari tanggal 25-30 Desember 2024. 

"Saya bahkan tawarkan di tanggal 25, di hari Natal, bukan tidak menghormati hari besar, tetapi untuk mengetes komitmen," tuturnya di depan para wartawan. 

"Dari tiga pelatih, ada 1 yang datang. Itu yang saya lihat poinnya lebih karena walau habis interview, dia pulang lagi ke negaranya. Saya tidak mau makan waktu juga, jadi 2-2,5 jam cukup." 

Pengakuan di konferensi pers ini kemudian mengundang polemik cukup besar di antara netizen yang mengatakan bahwa Erick tidak menghormati hari besar agama dan hari libur. 

Pelatih yang datang dikatakan adalah mereka yang paling pasrah dan membutuhkan pekerjaan. 

"Tidak. Jadi begini, saya punya jabatan lain di negara," ujar Erick kepada Wakil Direktur Utama KompasTV Rosiana Silalahi di acara ROSI KompasTV pada Kamis (9/1/2025) malam WIB. 

"Saya ketika harus keluar negeri mesti punya exit permit (izin keluar). Exit permit-nya hanya dikasih waktu-waktu tertentu." 

Ia juga mengaku punya daftar pendek 15 pelatih yang dipangkas jadi 5 nama. 

"Ketika kami sortir, chemistry-nya tak dapat apabila wawancara lewat video," tutur Erick melanjutkan. 

"Saya sempatkan ke sana untuk wawancara. Kebetulan jendelanya dengan kompleksitas seperti itu." 

"Saya tiba jam 6 pagi dan harus buka 'lapak' jam 10-16.00 karena saya tak hanya berbicara dengan pelatih tetapi juga asisten-asisten," tuturnya. 

"Dari sebagian ini kita lihat juga komitmennya. Komitmen terberat adalah membangun sesuatu yang sudah baik jadi lebih baik."

"Ini terkait reputasi mereka juga. Kalau gagal ini akan jadi momok bagi mereka. Ini bukannya kesannya hanya kita tetapi juga dari sisi mereka," ujarnya lagi.  

Erick pun menyesali bahwa banyaknya cibiran publik ini membuatnya juga terpukul. 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved