Tradisi Sedekah Bumi Punthuk Setumbu Magelang: Spot Ideal Nikmati Candi Borobudur dari ketinggian

Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, kembali semarak berkat berlangsungnya tradisi Sedekah Bumi

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/ Yuwantoro Winduajie
Pelepasan burung dan kirab menyemarakkan tradisi sedekah bumi di Punthuk Setumbu 

Tribunjogja.com Magelang - Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, kembali semarak berkat berlangsungnya tradisi Sedekah Bumi yang dilaksanakan di puncak Punthuk Setumbu pada Senin (23/12/2024). 

Prosesi ini merupakan wujud syukur masyarakat kepada Tuhan atas segala rezeki yang diberikan, sekaligus upaya melestarikan budaya warisan leluhur.

Sedekah Bumi dimulai dengan prosesi siraman sepasang pengantin yang melambangkan penyucian dan keberkahan. 

Setelah itu, kirab budaya digelar. 

Puluhan warga berpakaian adat Jawa berjalan kaki dari Taman Buah Karangrejo menuju Punthuk Setumbu, membawa nasi tumpeng, lauk-pauk, dan gunungan hasil pertanian.

Sepanjang rute sepanjang 900 meter, suasana penuh khidmat dan kebersamaan terasa.

Di puncak Punthuk Setumbu, warga berkumpul membawa hasil bumi seperti beras, buah-buahan, sayuran, dan tumpeng. 

Mereka kemudian menggelar doa bersama, mengucap syukur atas berkah alam dan hasil tani yang melimpah.

Setelah dilakukan doa bersama, warga kemudian melakukan 'kembul bujono' atau makan bersama-sama barang bawaan tersebut.

Menurut Ketua Panitia Sedekah Bumi, Nuryazid, tradisi ini telah dilakukan oleh para pendahulu secara turun temurun. 

Dahulu kala, Punthuk Setumbu biasa dijadikan tempat untuk menggembala ternak dan setiap Senin Legi warga membawa makanan di atas bukit tersebut untuk dimakan bersama-sama.

"Dulu, nenek moyang kita menggembala ternak di Punthuk Setumbu dan setiap Senin Legi mereka membawa kupat serta makanan untuk disantap bersama sambil berdoa," ujarnya. 

Kini, tradisi tersebut dilanjutkan dengan mujahadah pada malam Senin Legi dan gelaran Sedekah Bumi setiap dua tahun sekali.

Rangkaian kegiatan gelar sedekah bumi tahun ini dimulai sejak Sabtu (21/12/2024), dengan ziarah ke makam leluhur Desa Karangrejo. 

Malam harinya, masyarakat menggelar mujahadah di Taman Buah Karangrejo, melibatkan seluruh warga dan tokoh masyarakat setempat. 

Kemudian pada Minggu (22/12/2024), dipentaskan sejumlah kesenian masyarakat setempat, seperti Tari Gugur Gunung, Tari Gembira, Tari Mayang dan Putro Siswo.

Puncaknya pada Minggu, diisi dengan pentas seni budaya seperti Topeng Ireng, Brodut, hingga tarian khas Karangrejo Gumregah yang melibatkan anak-anak setempat.

Promosi Wisata

Punthuk Setumbu Borobudur
Punthuk Setumbu Borobudur (wikipedia)

Tradisi ini juga memiliki nilai strategis dalam mendukung pariwisata setempat.

Terlebih Punthuk Setumbu, dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit untuk menikmati panorama matahari terbit dengan latar belakang Candi Borobudur.

Punthuk Setumbu berada di ketinggian dengan jarak sekitar 4 kilometer dari Candi Borobudur, yang selama ini dikenal sebagai lokasi ideal untuk melihat keindahan Candi Borobudur dari ketinggian. 

Lokasi ini dirintis sebagai objek wisata mulai 2006 dan mulai dikenal masyarakat sejak 2009. 

"Sedekah Bumi menjadi media promosi pariwisata berkelanjutan, menggabungkan wisata edukasi, alam, dan budaya," tambah Nuryazid.

Empat pilar pariwisata yang diterapkan di Punthuk Setumbu meliputi pelestarian alam, budaya, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan ekonomi. 


"Dengan menjaga keempat pilar ini, kita harap pariwisata di Punthuk Setumbu tetap berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat," tutur Nuryazid.
(Tribunjogja.com/tro)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved