Kurator Kuss Indarto Tanggapi Batalnya Pameran Lukisan Tunggal Karya Yos Suprapto di Jakarta

Menurut dia, seniman sah-sah saja mengeksplorasi ide dalam berkarya, termasuk soal ide pameran terkait politis.

|
YouTube Pameran Ceremonial Galeri Nasional Indonesia
Yos Suprapto. Foto tangkapan layar video YouTube "Arus balik Cakrawala 2017 Yos Suprapto" di kanal YouTube Pameran Ceremonial Galeri Nasional Indonesia - Dokumentasi Galeri Nasional Indonesia 2 oleh Asep Hermawan, S.Kom. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kurator seni rupa asal Indonesia, Kuss Indarto, menanggapi batalnya penyelenggaraan pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertajuk Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).

Sekadar informasi, pameran tunggal Yos Suprapto batal digelar dikarenakan kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima dari 30 lukisan yang disiapkan oleh Yos untuk diturunkan.

Dari situ, Yos memilih untuk membatalkan pameran.

Bahkan ada rencana bahwa akan membawa seluruh lukisan pulang ke Yogyakarta.

Atas kejadian itu, Kuss mengaku menyayangkannya.

Pasalnya, menurut dia, seniman sah-sah saja mengeksplorasi ide dalam berkarya, termasuk soal ide pameran terkait politis.

Di mana, sebenarnya, secara umum, pameran berbau politis tidaklah masalah.

"Sebetulnya itu agak rumit ya. Kalau tema-tema politis itu kan dianggap tidak masalah dan Galeri Nasional itu kan sudah sangat demokratis, berkali-kali memamerkan karya politis," ucapnya saat dikonfirmasi Tribunjogja.com, Jumat (20/12/2024).

Bahkan, pada tahun 2024 ini, Galeri Nasional juga sempat melakukan pameran karya seniman Butet Kartatedjasa yang bertajuk Melik Nggendong Lali.

Menurut Kuss, pameran semacam itu sah-sah saja, walau ada yang disimbolkan sebagai sosok Pinokio Jawa.

Akan tetapi, dikarenakan Yos Suprapto sudah lama tinggal di Australia, Kuss beranggapan ada kemungkinan Yos tidak mengindahkan aspek sistem simbol dalam memamerkan karyanya.

"Ya sebenarnya memang enggak masalah sih. Semua seniman punya cara berekspresi yang berbeda-beda. Oke gitu ya. Cuma masalahnya, kalau versi kurator itu tidak sesuai tema. Tapi di sisi lain, senimannya menganggap ini kuratornya agak ngeri atau takut-takut. Mungkin itu," tuturnya.

Baca juga: Pameran Tunggal Yos Suprapto Ditunda, Begini Penjelasan GNI dan Kurator Suwarno Wisetrotomo

Kuss melanjutkan, sebenarnya dalam kerja-kerja professional para seniman juga harus mampu memahami kaidah kerja atau kesepakatan kerja antar seniman.

Namun, di sisi lain, antara seniman, kurator, dan pemilik tempat juga harus sama-sama mampu menjalani komunikasi yang baik.

"Saya tidak tahu ya. Mungkin saja, saat itu mas Yos tidak memberikan reasoning yang jelas, sejelas-jelasnya pada pihak kurator dalam memberi gambaran bahwa karya itu (lima karya yang sempat disiapkan oleh Yos yang kemudian diturunkan) sebenarnya masuk dalam tema tentang tanah. Mungkin itu. Tapi di sisi lain, sebenarnya lima karya itu bagus kalau dikelompokkan pada satu ruang tertentu yang itu menjadi bagian perluasan tema. Umpamanya seperti itu," jelas dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved