Akademisi Malaysia Tertarik Lakukan Penelitian tentang Budaya dan Pemerintahan DIY
Para akademisi dari Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, mengungkapkan ketertarikannya untuk melakukan beragam penelitian mengenai DIY
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para akademisi dari Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, mengungkapkan ketertarikannya untuk melakukan beragam penelitian mengenai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mereka tertarik untuk mendalami berbagai aspek yang ada di wilayah ini, khususnya terkait dengan budaya dan pemerintahan yang menjadi ciri khas DIY.
Hal tersebut diketahui usai Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, menerima kunjungan dari sekelompok dosen Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia di Ruang Rapat Sekda, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (19/12/2024).
Rombongan Universitas Malaya dipimpin oleh Dr. Raja Hisyamudin bin Raja Sulong, yang menyampaikan bahwa mereka merupakan dosen di Program Studi Ilmu Politik Islam, Administrasi Publik, dan Manajemen Kebijakan Publik.
Dr. Hisyamudin menyatakan bahwa DIY menarik perhatian mereka karena statusnya sebagai daerah istimewa di Indonesia dengan budaya yang sangat khas.
“DIY adalah daerah istimewa dengan banyak keunikan, termasuk indeks demokrasi yang sangat baik meskipun tidak ada pemilihan kepala daerah secara langsung. Kami juga melihat banyak praktik pemerintahan yang baik di DIY, dan itu semua sangat menarik untuk dipelajari lebih dalam,” ujarnya.
Selain itu, Dr. Hisyamudin juga menyatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki peluang kerja sama di bidang pendidikan dengan DIY, mengingat Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan terbesar di Indonesia.
“Kami ingin mengeksplorasi kemungkinan kerja sama yang lebih luas dengan universitas-universitas di DIY dan mungkin juga dengan pemerintah daerah DIY,” tambahnya.
Baca juga: Mobil Pickup Bermuatan Udang Terguling di Jalan Nasional Wates-Yogyakarta Kulon Progo
Menanggapi antusiasme tersebut, Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono, menjelaskan berbagai keistimewaan yang dimiliki oleh DIY, termasuk sistem pemerintahan yang dijalankan.
Ia menyebutkan bahwa selain penetapan kepala daerah yang unik, DIY memiliki kelembagaan yang berbeda dengan daerah lain, memberikan otonomi lebih dalam pengelolaan pemerintahan daerahnya.
Beny juga memaparkan upaya Pemerintah Daerah DIY dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal yang menjadi akar kehidupan masyarakat Yogyakarta.
Salah satu warisan budaya yang menjadi kebanggaan DIY adalah Sumbu Filosofi, yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Menurut Beny, Sumbu Filosofi merupakan konsep tata ruang yang menggambarkan siklus kehidupan manusia, mulai dari kelahiran hingga kehidupan setelah kematian.
Konsep ini juga mencerminkan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Nuansa Islami dan Pelajaran dari ‘Unggah-Ungguh’
Besok Ada Karnaval Budaya Muntilan di Magelang, Ini Rekayasa Lalin yang Disiapkan |
![]() |
---|
Koperasi Seniman di Jogja Inisiasi Pasar Merdeka, Bergulir di TBEG Akhir Pekan Ini |
![]() |
---|
DIY Raih Tiga Kategori Penghargaan di Smart Province 2024, Kolaborasi Pemerintah–Swasta Ditekankan |
![]() |
---|
10 Kalurahan di Bantul Dapat Surat Keputusan Penetapan Rintisan Kalurahan Budaya |
![]() |
---|
Pemda DIY Perkuat Ketahanan Pangan melalui Lima Strategi Utama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.