UGM Ajak UMKM Bangun Jejaring dengan Akademisi, Tingkatkan Kualitas Produk dan SDM Pelaku Usaha

UGM) mengajak para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah untuk membangun jejaring dengan akademisi dan pelaku usaha lain.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
Pemaparan tentang International Conference of Community Engagement and Exhibition yang digelar di GIK UGM mulai Selasa-Kamis (10-12/12/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengajak para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk membangun jejaring dengan akademisi dan pelaku usaha lain.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan sumber daya manusia (SDM) dari para pelaku usaha.

Kepala Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM, Dr. Rustamadji menjelaskan upaya peningkatan kualitas UMKM itu bakal digelar dalam International Conference of Community Engagement and Exhibition.

Agenda tersebut dihelat pada Selasa hingga Kamis (10-12/12/2024) di Gedung Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM.

“Di hari pertama, akan ada Temu 1000 UMKM dan tampilan produk dari 40 UMKM yang terpilih di venue Joglo GIK. Pada hari yang sama, juga ada Pameran Pengabdian kepada Masyarakat yang diikuti oleh fakultas, sekolah vokasi, sekolah pascasarjana, direktorat dan pusat studi di lingkungan UGM,” kata Rustamaji dalam konferensi pers, Senin (9/12/2024) malam.

Ia mengatakan, di hari pertama, juga ada konferensi internasional yang dihadiri oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) dan perguruan tinggi.

Konferensi tersebut membahas kolaborasi kegiatan pengabdian masyarakat antar perguruan tinggi sebagai model hilirisasi hasil penelitian dan pengabdian untuk meningkatkan kesejahteraan warga.

Kemudian, di hari kedua, ada pameran, presentasi hibah pengabdian, mini talkshow tentang kuliah kerja nyata (KKN) dan berbagai coaching clinic yang berisi ilmu praktis meningkatkan keterampilan mahasiswa, masyarakat dan pelaku UMKM.

“Pada hari Rabu juga dilaksanakan Workshop Regional Center of Expertise dengan tema Tantangan Pendidikan Inklusif dan Pengelolaan Sampah untuk SDGs: Bagaimana Melakukan Tindakan Kecil namun Berpengaruh,” ungkapnya.

Baca juga: Catatan Pakar UGM tentang Makan Bergizi Gratis Budget Rp 10 Ribu: Masaknya Dekat Sekolah

Selanjutnya, di hari ketiga, selain masih ada kegiatan pameran dan presentasi hibah, pada hari itu, akan dilaksanakan sosialisasi program Exporthub.id dan rekognisi kegiatan mahasiswa yang menghadirkan para dekan, wakil dekan, kepala prodi dan perwakilan mahasiswa di lingkungan UGM.

“Di hari bersamaan juga dilaksanakan acara Workshop Kolaborasi Perguruan Tinggi Penyusunan Panduan Bersama KKN Tematik-Pembahasan Tata Kelola Persampahan DIY. Itu akan memunculkan kolaborasi pemerintah dengan perguruan tinggi di DIY untuk merealisasikan pemecahan masalah sampah melalui KKN Tematik,” tukasnya.

Kepala Sub DPkM UGM, Amin Susiatmojo, S.Pt., M.Sc menjelaskan, ada 1000 UMKM yang telah mendaftarkan diri dan siap hadir untuk mendapatkan berbagai pencerahan dan membangun jejaring bersama sesama UMKM maupun dengan para akademisi serta masyarakat umum.

Ia menyebut, UGM memperkuat komitmennya dalam mendukung UMKM untuk berkembang.

Salah satu upaya terbaru adalah melalui kegiatan pendampingan, pelatihan, dan kurasi produk yang melibatkan berbagai fakultas di UGM serta pihak eksternal.

Dikatakannya, sebanyak 1.176 produk telah dikurasi oleh UGM untuk program ini, mencakup berbagai kategori teknologi hingga produk inovatif lainnya.

“Kegiatan ini mengukuhkan pendampingan yang diberikan UGM. Ada pendampingan, pelatihan, hingga kurasi dalam bentuk pameran,” ujar Amin.

Tak hanya itu, UGM juga menghadirkan seorang praktisi ekspor untuk berbagi pengalaman dan memberikan wawasan kepada para pelaku UMKM yang siap memasuki pasar internasional.

“UMKM kita masih kecil dan ekspor itu biasanya dilakukan bersama-sama. Prosesnya harus matang, termasuk perizinan, sehingga mereka dapat naik kelas tidak hanya dari sisi kuantitas, tapi juga kualitas,” tambahnya.

Salah satu aspek penting dalam program ini adalah pendataan permasalahan yang dihadapi UMKM.

Masalah yang sering muncul, kata Amin, seperti kurangnya SDM berkualitas, diarahkan kepada fakultas terkait di UGM untuk mencari solusi.

“Misalnya, jika masalahnya ada di SDM, kami sambungkan dengan Fakultas Psikologi untuk memberikan pelatihan. Kalau soal pemasaran, bisa diarahkan ke FEB (Fakultas Ekonomika dan Bisnis). Penelitian dosen juga digunakan untuk membantu UMKM,” jelasnya.

Program ini mencerminkan kolaborasi multidisiplin di UGM yang dirancang untuk membantu UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan berdaya saing.

Pendekatan ini diharapkan mampu menjadi model bagi institusi lain untuk mendukung UMKM menuju pasar yang lebih luas. (Ard)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved