Dalam Kurun Waktu Sepekan, Tiga Tukang Ojek di Papua Tewas Diserang OTK

Dalam sepekan terakhir, tiga tukang ojek di Papua tewas diserang oleh orang tidak dikenal

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Ilustrasi KKB Papua 

TRIBUNJOGJA.COM, JAYAPURA - Dalam sepekan terakhir, tiga tukang ojek di Papua tewas diserang oleh orang tidak dikenal.

Ketiga warga sipil yang tewas diserang OTK di Papua ini diketahui bernama Akbar Fetli (24), Imran dan Asrun Eko Putra.

Ketiganya tewas di dua lokasi berbeda.

Akbar Fetli (24), tewas ditikam orang tak dikenal (OTK) di ujung Bandara Enarotali, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Rabu (27/11/2024) pukul 06.30 WIT.

Lalu Imran dan Asrun Eko Putra tewas ditembak oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pada Kamis (21/11/2024) lalu.

Keduanya diduga ditembak OPM pimpinan Kelenak Murib di Kampung Weni, Distrik Mageabume, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.

Kasus penembakan warga sipil oleh OTK di Papua ini masih dalam penyelidikan aparat setempat.

Dikutip dari Tribunnews.com, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, saat ini personel Polres Paniai telah melakukan penyelidikan terkait penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya korban. 

"Peristiwa penganiayaan terjadi di ujung Bandara Enarotali Paniai. Saat ini personel Polres Paniai telah mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi," ungkap Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo dalam keterangan yang diterima Tribun-Papua.com, Jumat (29/11/2024) malam.

Kronologi

Akbar Fetli (24) tewas setelah dibacok oleh dua orang tidak dikenal.

Korban yang terkena sabetan senjata tajam langsung tumbang di lokasi kejadian.

Pembacokan itu diketahui oleh salah seorang warga bernama Mustrip (57) yang saat kejadian tengah mengantar penumpang ke ujung bandara.

Kapolres Paniai Kompol Deddy A Puhiri menyebut, Mustrip mengetahui kejadian itu saat mengantar penumpang ke ujung Bandara Enarotali.

"Mustrip kemudian menengok ke sebelah kanan. Ternyata yang jatuh dari motor adalah rekan sesama tukang ojek dan dalam keadaan tergeletak. Tubuh korban dibacok dua orang tak dikenal menggunakan sebilah parang," kata Deddy.

Kejadian itu kemudian dilaporkan oleh warga ke polisi.

Petugas dari Polres Paniai kemudian mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara.

Selain memintas keterangan saksi, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti.

Di antaranya satu unit sepeda motor Honda Revo warna hitam dengan nomor polisi PA 4955 KL, dua buah jaket warna abu-abu dan biru, baju kaus warna ungu.

Lalu celana kain panjang warna biru dongker, satu buah peci warna biru hitam, satu buah sebo warna hitam, satu pasang sarung tangan, satu pasang sepatu boots, satu buah celana pendek warna merah maroon dan satu buah dompet.

"Saat ini pihak kami telah melakukan pencarian terhadap pelaku. Kami juga mengimbau masyarakat setempat agar jika ada orang yang mencurigakan untuk langsung dilaporkan ke Polres Paniai," pesannya. 

Baca juga: Mantan Anggota Polres Yalimo Deklarasikan Diri jadi Panglima KKB Papua

Sementara Imran dan Asrun tewas ditembak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Kamis (21/11/2024).

Jenazah Imran dan Asrun Eko Putra dievakusi ke Kota Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Minggu (24/11/2024). 

Keduanya diduga ditembak OPM pimpinan Kelenak Murib di Kampung Weni, Distrik Mageabume, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.

Evakuasi jenazah dari Sinak menggunakan dua pesawat Dabi PK-DPL dengan pilot Kapten Boyke dan Pesawat Alda PK-DLT dengan Pilot Kapten Rowan.

Kedua korban ditembak saat akan mengambil motor milik korban Imran yang dipinjam masyarakat Sinak bernama Enangup dan Tambak.

Imran mengalami luka tembak di bagian pipi kiri tembus kanan, luka sabetan parang d ibahu kiri dan kepala bagian belakang, jari tengah tangan kanan serta luka lebam di wajah.

Sedangkan korban Asrun Eko Putra mengalami luka tembak di pipi sebelah kiri tembus ke kanan, luka tembak di bagian bagian perut serta luka sabetan parang di paha dan ditelinga.

Jenazah Imran dan Asrun Eko Putra akan diberangkatkan menuju rumah duka di Makassar, Minggu (24/11/2024) menggunakan pesawat Batik Air.

Kedua korban ditembak karena dianggap sebagai agen intelijen militer Indonesia yang telah memasuki zona merah atau wilayah perang OPM.

Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara mengatakan, sebelumnya Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Puncak Jaya menggunakan 2 unit sepeda motor dan satu unit ambulance bergeser dari Kota Mulia menuju Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.

"Jadi korban ada tindakan medis sekaligus pengecekan luka-luka di RSUD Mulia. Korban telah dievakuasi ke Timika selanjutnya dipulangkan ke kampung halaman masing-masing," tandasnya. 

Kronologis Kejadian

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2024, Kombes Bayu Suseno mengatakan insiden pembunuhan ini berawal dari saksi berinisial TT yang melihat anggota KKB wilayah Puncak bernama Kalenak Murib tengah bersama anggota KKB lainnya di lokasi.

Saat itu, para anggota KKB wilayah Puncak itu tengah melakukan aksi penyerangan terhadap kedua korban yang bukan warga asli Papua atau pendatang tersebut dengan acara menembak dan membacok.

"Melihat hal tersebut saksi TT pun langsung menuju Distrik Sinak. Setibanya di Distrik Sinak Kabupaten Puncak, saksi TT langsung menceritakan kejadian tersebut kepada saksi P dan kemudian sekira pukul 16.30 Wit, saksi P langsung melaporkan informasi kejadian tersebut ke Mapolsek Sinak," ucapnya.

Setelah itu, tim Satgas Ops Damai Cartenz yang telah mendapat laporan langsung melakukan penyelidikan. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved