Usung Teknologi Ramah Lingkungan, Insinerator Dodika Bakal Musnahkan Sampah 20 Ton Per Hari
Mesin pembakar sampah atau insinerator yang direalisasikan Pemkot Yogyakarta, dipastikan bisa dioptimalkan dalam waktu dekat.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mesin pembakar sampah atau insinerator yang direalisasikan Pemkot Yogyakarta, dipastikan bisa dioptimalkan dalam waktu dekat.
Warga masyarakat pun tak perlu khawatir, karena mesin besutan PT Dodika Prabsco Resik Abadi itu sudah punya izin Teknologi Ramah Lingkungan (TRL).
Komisaris PT Dodika Prabsco Resik Abadi, Karina Prabowo Sanger, menegaskan komitmennya untuk membantu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam mengatasi problem persampahan
Ia menyadari, dengan status daerah wisata yang tak pernah sepi pengunjung, Kota Yogya harus sesegera mungkin menyelesaikan problem yang sudah berkepanjangan itu.
"Dodika Insinerator sudah memiliki izin Teknologi Ramah Lingkungan (TRL). Walaupun dipasang di dekat pemukiman warga, relatif aman dari segi pengoperasian sampai emisinya, karena sudah diuji oleh pihak terkait," katanya, Sabtu (23/11/24).
Dijelaskan, mesin besutannya tersebut, bisa beroperasi selama 24 jam nonstop, dengan standar operasional prosedur yang diterapkan dan konsisten.
Sehingga, sisa limbah yang belum terkelola di Kota Pelajar bakal berkurang drastis, karena Insinerator dapat menuntaskan sekitar 20 ton sampah per hari.
"Dengan daya listrik hanya 4.400 watt yang diperuntukan pompa air, penerangan dan blower, serta menggunakan bahan bakar terbarukan yang sedang digalakan pemerintah, gas alam (CNG), insinerator ini aman digunakan," jelasnya.
Baca juga: DLH Kota Yogyakarta Tegaskan Truk Pembuang Sampah Ilegal di Saptosari Gunungkidul Bukan Armadanya
Menurutnya, mesin diciptakan sesuai dengan karakteristik sampah Indonesia yang relatif basah mengandung air lebih dari 60 persen dan bercampur.
Khusus di Kota Yogya, pihaknya sudah melakukan pemasangan dua unit insinerator, yang ditempatkan di kawasan Giwangan, Umbulharjo.
"DLH Kota Yogya sudah bekerja keras menangani masalah sampah yang memang tanpa henti. Kami berharap masyarakat bisa sama-sama membantu memilah sampah, supaya DLH bisa maksimal melakukan penanganan," ujarnya.
Bukan tanpa alasan, Karina menandaskan, dalam upaya pengolaan sampah, tidak bisa hanya sebatas dibumihanguskan saja.
Tetapi, harus melalui beberapa metode penanganan secara tuntas, seperti pemilahan dari rumah atau sumber limbah, hingga peran aktif bank sampah.
"Kemudian, pengolahan sampah organik yang bisa dijadikan beberapa pilihan, seperti makan maggot, yang lantas bisa jadi pakan ternak," ucapnya.
Selain itu sampah organik juga bisa dimasukan dalam pengolahan biopori, yang beberapa tahun terakhir terus digenjot penerapannya di Kota Yogya.
Pemkot Yogyakarta Bangun Sistem Satu Data, Intervensi Program Lebih Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah 2026 Berpotensi Dipangkas Rp200 Miliar, Wali Kota Yogyakarta: Ada Refocusing |
![]() |
---|
Jadi Tuan Rumah Forum Smart City Nasional 2025, Kota Yogyakarta Dorong Realisasi Program Satu Data |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Optimis Paket Strategis 2025 Bisa Diselesaikan Tepat Waktu |
![]() |
---|
177 Suporter Persib Bandung Dipulangkan PascaKericuhan, Pemkot Yogyakarta Pastikan Situasi Kondusif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.