Memahami Materi Pementasan Teater, Rangkuman Seni Budaya BAB 12 Kelas 11 Kurikulum Merdeka

Simak artikel berikut untuk mengetahui materi pementasan teater, rangkuman Seni Budaya BAB 12 SMA Kelas 11 Kurikulum Merdeka.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Pinterest
Pertunjukan Karya Seni Teater 

TRIBUNJOGJA.COM - Pada kali ini kita akan membahas mengenai materi pementasan teater, rangkuman Seni Budaya BAB 12 SMA kelas 11 Kurikulum Merdeka.

Materi dilansir dari Buku Paket Seni Budaya kelas 11 semester 2 karya Sem Cornelyoes Bangun, Siswandi, Tati Narawati, dan Jose Rizal Manua.

Baca juga: Rangkuman Merancang Pementasan, Seni Budaya BAB 11 SMA Kelas 11 Kurikulum Merdeka

Pementasan teater merupakan puncak dari kerja yang panjang, yaitu dimulai dari proses latihan peran, latihan membaca naskah, merancang tata panggung, tata rias, dan busana serta faktor pendukung lainnya.

Pementasan  dimulai dari menuliskan konsep pementasan, teknik yang digunakan dalam pementasan, dan prosedur yang harus dilakukan dalam pementasan.

a. Konsep Pementasan

Pada setiap pementasan teater memerlukan konsep yang mencerminkan apa yang hendak disampaikan kepada penonton.

Sebuah konsep biasanya telah dirancang jauh hari sehingga pada saat pementasan semua dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Konsep pementasan teater dapat dimulai dari merancang panggung. Tata panggung akan semakin kuat dengan dukungan konsep tata rias dan busana.

Karakter dan tokoh selain dapat dilihat dari akting yang dilakukan, juga dapat dilihat dari tata rias dan busana yang dikenakan.

Setiap rias dan busana yang dikenakan oleh pemain dapat menunjukkan karakter dan tokoh yang sedang diperankan.

Kostum membantu seorang pemain teater untuk dapat menjiwai tokoh yang diperankan.

Konsep tata iringan juga memegang peran penting di dalam pertunjukan teater, seperti suasana riang, suasana haru, suasana sedih, suasana hening, dapat ditampilkan melalui tata iringan. 

Konsep disesuaikan dengan isi dan makna yang ingin disampaikan sehingga ada kesatuan utuh antara konsep panggung, konsep rias busana, dan konsep iringan. 

Pemilihan alat musik juga memberikan efek terhadap suasana yang ingin dibangun.

b. Teknik Pementasan 

Pementasan sebuah lakon teater dapat berhasil jika memperhatikan teknik pementasan secara detail.

Pementasan satu lakon dengan lakon lainnya memerlukan teknik pementasan yang berbeda, namun juga memungkinan ada yang sama.

Beberapa teknik pementasan yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:

Teknik tata panggung perlu dirancang untuk keluar masuk pemain.

Keluar dan masuk pemain ke dalam panggung pertunjukan memiliki peran penting yang dapat membantu pertunjukan teater menjadi lebih cair dan tampil sesuai dengan cerita yang ingin dibangun.

Pada pertunjukan teater pemain keluar dan masuk ke arena panggung dapat berasal dari sayap kiri atau kanan panggung, tetapi dapat juga masuk ke dalam panggung melalui bawah.

Teknik iringan pada pementasan, jika iringan menggunakan musik hidup tentu penanganannya berbeda ketika menggunakan tape recorder maupun sejenisnya.

Saat ini teknik iringan pada pementasan teater dimungkinkan dengan menggunakan bantuan komputer, karena teknik ini dapat lebih praktis dan menghemat biaya.

Musik dengan bantuan komputer dapat lebih beragam bunyi alat musik sehingga suasana yang ingin dibangun dapat terpenuhi secara maksimal dengan biaya seminimal mungkin.

Teknik tata lampu juga diperlukan jika pertunjukan dilaksanakan pada malam hari, dimana spot atau titik lampu perlu dirancang sesuai dengan bloking pemain di atas pentas.

Suasana cerita dapat dibangun melalui permainan pencahayaan yang baik, kapan lampu menyala secara general dan kapan lampu hanya menyorot pada satu titik tertentu untuk menambah karakter lebih kuat terhadap tokoh yang ditampilkan.

Teknik pada tata lampu juga perlu mempelajari kostum yang dipakai pemain sehingga karakter yang ingin ditampilkan tetap sesuai dengan warna yang dikehendaki.

C. Prosedur Pementasan

Setiap pementasan teater memerlukan prosedur sehingga semua berjalan dengan baik dan tanpa halangan.

Langkah pertama dalam prosedur pementasan adalah bekerjanya organisasi kepanitiaan sesuai dan tugas dan fungsinya.

Pada prosedur pementasan perlu dibuat Standar Operasional Prosedur (SOP), baik sebelum pementasan dimulai maupun pada saat pementasan.

Setiap unit kerja atau seksi dapat mematuhi SOP yang telah disepakati, misalnya pada bagian ticketing perlu merancang tempat untuk penonton, apakah penonton akan duduk dengan kursi, duduk di lantai, atau berdiri dalam menyaksikan pementasan teater. 

Demikian juga pada bagian peralatan properti perlu menyiapkan alur keluar dan masuk properti ke atas panggung sesuai dengan urutan kebutuhannya.

Unit tata rias busana perlu juga menerapkan prosedur secara baik sehingga semua pemain menggunakan rias dan busana sesuai dengan karakter dan tokoh yang diperankan.

Perias perlu memahami setiap tokoh dan karakter sehingga dapat menafsirkan dalam bentuk visual secara baik. 

Baca juga: Mengenal Fungsi Seni Musik, Rangkuman Seni budaya Bab 8 SMA Kelas 11 kurikulum Merdeka

(MG Alya Hasna Khoirunnisa)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved