Rangkuman Materi Sejarah Kelas 11 SMA Bab 1 Unit A Bagian 1: Keberadaan Bangsa Asing di Nusantara
Rangkuman materi Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA Bab 1 Unit A Bagian 1 Jalur Rempah, Interkoneksi, dan Keberadaan Bangsa Asing di Nusantara.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM – Keberadaan bangsa asing ke Nusantara merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.
Interaksi antara bangsa-bangsa yang berbeda ini telah membentuk peradaban Nusantara yang kompleks.
Namun, kehadiran bangsa asing tidak hanya membawa pengaruh positif, tetapi juga membawa dampak yang kompleks dan multidimensi.
Kali ini kita akan belajar materi Sejarah kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Bab 1 tentang Kolonialisme dan Perlawanan Bangsa Indonesia terkhusus Keterkaitan Sejarah antara Situasi Regional dan Global.
Materi ini dilansir dari buku Sejarah karya Martina Safitry, Indah Wahyu Puji Utami, dan Zein Ilyas.
Pada materi kali ini, siswa diharapkan mampu menggunakan sumber-sumber sejarah untuk mengevaluasi secara kritis dinamika kehidupan bangsa Indonesia pada masa kolonial dan perlawanan bangsa Indonesia terhadap dominasi asing.

Berikut di bawah ini rangkuman materi Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA Bab 1 Unit A Bagian 1
Jalur Rempah, Interkoneksi, dan Keberadaan Bangsa Asing di Nusantara
Sejarah mencatat manusia telah melakukan perjalanan melintasi ruang sejak awal masehi termasuk juga orang-orang di Nusantara.
Aktivitas melintasi ruang salah satunya didorong oleh kegiatan ekonomi dengan melalui jalur laut.
Mengenai bukti awal keterlibatan Nusantara ke dalam pelayaran dan perdagangan internasional, dapat dilacak dari catatan seorang yang bernama Claudius Ptolemy.
Alias Claudius Ptolemaeus ahli perbintangan, geografi, astronomi, matematika, sekaligus ahli syair dan sastra yang tinggal di Mesir.
Ptolemaeus menulis Guide to Geography, sebuah peta kuno yang ditulis pada abad I, tercantum didalamnya nama sebuah kota yang bernama Barus.
Barus menjadi kota pelabuhan kuno yang sangat penting di Sumatra dan dunia.
Komoditas aromatik rempah kapur barus diburu oleh berbagai bangsa di belahan dunia seperti Tiongkok, Hindustan, Mesir, Arab, dan Yunani-Romawi.
Hubungan pelayaran antara Nusantara dengan Timur Tengah, India dan Cina sudah terjalin sejak abad II.
Hal ini berarti Kerajaan Jawa pada awal abad II Masehi telah melakukan pelayaran antar negara dan telah membangun jalur kemaritiman dengan bangsa Cina.
Nusantara ketika itu tidak hanya menjadi daerah destinasi sebagai sumber rempah-rempah tetapi tempat persinggahan jalur maritim internasional.
Ibnu Batutah, seorang penjelajah dan intelektual Muslim asal Maroko pernah mengunjungi Pantai Timur Sumatra pada 1345 sebelum bertolak menuju Cina.
Seorang pengelana asal Portugis, Tome Pires juga pernah mengisahkan perjalanannya mengunjungi Malaka, Jawa, dan Sumatra pada tahun 1512 – 1515.
Ia menulis pengalaman dalam bukunya berjudul Suma Oriental que trata do Mar Roxo ate aos Chins (Ikhtisar Wilayah Timur: dari Laut Merah hingga negeri Cina) bahwa telah ada interaksi yang intens antara orang-orang asli Nusantara dengan bangsa asing.
Baca juga: Rangkuman Materi Geografi Kelas 12 SMA Bab 3 Unit D Bagian 3: Sister City Kota Malang dan Surabaya
Pelayaran internasional lintas benua telah berlangsung dan berkembang lama.
Rempah dibawa oleh nenek moyang kita melintasi batas wilayah nasional, regional bahkan global.
Di Asia Tenggara misalnya hingga ke wilayah ke Campa dan Kamboja.
Jika kilas balik, Nusantara sebagai Melting Pot Kebudayaan.
Berbagai suku bangsa di Indonesia sudah ribuan tahun terlibat aktif sebagai tuan rumah bagi pedagang-pedagang asing.
Sebagai hasil dari proses interaksi yang lama dan intensif itu, terjadilah saling adopsi dengan kontekstualisasi, elemen-elemen kebudayaan, termasuk peradaban di antara bangsa-bangsa itu.
Bahasa, agama, struktur sosial, monumen-monumen kuno, seperti candi dan masjid adalah produk dari pertukaran dan adopsi itu.
Wilayah Asia sendiri, memiliki beragam ideologi, kebudayaan, dan sistem tatanan sosial masyarakatnya sendiri.
Dengan demikian, hal tersebut memunculkan berbagai konsekuensi yang lahir dari interseksi budaya dan peradaban antara negara penghuni dan negara pendatang.
Beragam konsekuensi yang terjadi, khususnya bagi Indonesia, tercermin dari fenomena diaspora yang ada hingga saat ini.
Selayaknya di masa lalu, Indonesia pada saat ini adalah juga sebuah Melting Pot dimana banyak terdapat suku, agama, ideologi yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah.
Keberadaan bangsa asing di Nusantara telah meninggalkan jejak yang mendalam terhadap sejarah Indonesia.
Dengan memahami sejarah kedatangan bangsa asing, kita dapat lebih menghargai keberagaman budaya, membangun toleransi, dan memperkuat persatuan bangsa.
( MG Maryam Andalib )
Baca juga: Rangkuman Materi Geografi Kelas 12 SMA Bab 3 Unit D Bagian 4: Sister City Jakarta dan Makassar
Asal Usul Hari Olahraga Nasional, Mulai dari Olimpiade 1948 hingga PON I |
![]() |
---|
Perbedaan Ramen, Udon, dan Soba: Mi Jepang Paling Populer di Indonesia |
![]() |
---|
13 Quotes Sutan Sjahrir, Bung Kecil yang Andil dalam Proklamasi Kemerdekaan RI |
![]() |
---|
Apa yang Terjadi di Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945? Siapa Saja Tokoh-tokohnya? |
![]() |
---|
4 Lokasi Wisata di Jogja Bertema Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.