Disdikpora DIY Sambut Positif Usulan Gibran Soal Coding Diajarkan ke Siswa SD-SMP

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang mendorong agar pelajaran coding dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perkembangan teknologi dan digitalisasi yang kian pesat memicu pemerintah untuk mempertimbangkan inovasi baru dalam dunia pendidikan.

Salah satu inisiatif terbaru datang dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang mendorong agar pelajaran coding dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah di seluruh Indonesia.

Gibran menyampaikan hal ini dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Gibran, pengenalan coding sejak dini akan membantu generasi muda Indonesia mengembangkan keterampilan di bidang teknologi dan informasi.

"Kemarin saya titip ke Pak Menteri di rapat terakhir kita, kalau bisa coding diterapkan di SD atau SMP, sehingga siswa bisa mulai memahami dasar-dasar pemrograman," ujar Gibran.

Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh upaya untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda yang cakap teknologi diyakini akan menjadi kekuatan penting dalam menjawab tantangan global di masa depan.

“Jangan sampai kita kalah dengan India. Untuk menuju Indonesia Emas, kita butuh generasi yang menguasai teknologi,” tegasnya.

Baca juga: Soal dan Jawaban Ayo Cek Pemahaman 8.3 Fisika Kelas 12 BAB 8 Halaman 166

Usulan ini pun mendapat tanggapan positif dari Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi DIY, Didik Wardaya.

 Menurut Didik, langkah ini sejalan dengan perkembangan kebutuhan era digital dan karakter generasi sekarang yang dikenal sebagai digital natives, anak-anak yang sejak kecil sudah terbiasa menggunakan perangkat teknologi.

“Akan lebih baik jika anak-anak mulai dikenalkan dengan coding. Tidak hanya sebagai pengguna teknologi, tapi juga memahami bagaimana teknologi itu dibuat,” ungkap Didik, Rabu (13/11/2024).

Didik juga mengungkapkan bahwa sebenarnya beberapa sekolah di Yogyakarta sudah mulai memperkenalkan pelajaran dasar kode dan pemrograman, meskipun belum dijadikan mata pelajaran wajib.

Di beberapa SMP, misalnya, siswa telah mendapatkan pengenalan tentang algoritma dan logika dasar yang menjadi pondasi dalam dunia coding.

Jika nantinya mata pelajaran ini ditetapkan sebagai pelajaran utama, Didik meyakini akan ada dampak positif bagi siswa.

“Bayangkan, di masa depan, mereka tidak hanya sekadar tahu cara menggunakan perangkat, tetapi juga memahami cara membuat aplikasi atau sistem yang berguna bagi masyarakat,” katanya.

Namun, Didik menyebutkan bahwa penambahan pelajaran ini tentunya memerlukan sejumlah persiapan, terutama dalam hal penyediaan tenaga pengajar yang kompeten.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved