Objek, Aspek, dan Pendekatan Ilmu Geografi: Materi IPS SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka
Pembahasan mengenai Objek, Aspek, dan Pendekatan Ilmu Geografi, IPS SMA kelas 10 Kurikulum Merdeka
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM – Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai Objek, Aspek, serta Pendekatan Kajian Ilmu Geografi Materi IPS SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka.
Materi dilansir dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Sari Oktafiana, Efvinggo Fasya Jaya, M. Nursa’ban, Supardi, Mohammad Rizky Satria.
Baca juga: Rangkuman Dasar Ilmu Geografi
Setiap disiplin ilmu memiliki obyek studi, aspek, dan pendekatan yang dikaji tersendiri dan menjadi kekhasan atau karakteristik ilmu tersebut.
Berikut pembahasan mengenai obyek studi, aspek, serta pendekatan mengenai Ilmu Geografi:
1. Objek Studi Ilmu Geografi
Dalam Ilmu Geografi terdapat dua obyek studi yaitu obyek material dan formal.
a. Obyek Material
Obyek material adalah hal pokok yang dapat diamati dan dikaji dalam ilmu geografi yang bersifat bendawi dan nyata.
Hal ini disebut obyek material atau berbentuk “materi” yang dapat diamati.
Obyek material geografi adalah fenomena geosfer yaitu segala peristiwa alam yang terjadi pada bumi, meliputi atmosfer (selubung gas), litosfer (batuan), pedosfer (tanah), biosfer (flora dan fauna), hidrosfer (air), serta antroposfer (manusia).
b. Obyek formal
Obyek formal merupakan pendekatan atau cara memahami fenomena geosfer yang terjadi di permukaan bumi dan menjadi sebab geografi dipelajari.
Fred K. Scaefer, seorang ahli geografi, menyatakan obyek formal geografi adalah ilmu yang terkait dengan cara mengatur pembagian keruangan di permukaan bumi.
Terdapat tiga macam pendekatan geografi yaitu pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan kelingkungan/ekologi (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).
Obyek formal inilah yang membedakan ilmu geografi dan ilmu pendukung lainnya, misalnya geografi akan mudah dibedakan dengan biologi, oseanografi, hidrologi, klimatologi, geologi, dan ilmu-ilmu kebumian lainnya.
Sebagai contoh, klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim dan cuaca di suatu daerah.
Klimatologi akan menjelaskan tentang kondisi cuaca, curah hujan, tekanan udara di daerah tersebut.
Namun, geografi memiliki cara penjelasan yang berbeda dengan klimatologi, melalui perspektif keruangan, geografi menjelaskan dampak curah hujan di daerah tersebut atau wilayah mana saja yang berpotensi tergenang.
2. Aspek Ilmu Geografi
Kajian Ilmu geografi mencakup dua aspek yaitu aspek fisik dan aspek sosial, berikut penjelasannya:
a. Aspek fisik
Aspek fisik merupakan aspek non-manusia yang memengaruhi kehidupan manusia.
Aspek fisik antara lain yaitu, aspek topologi (terkait dengan letak, luas, bentuk, dan batas suatu wilayah), aspek biotik (terkait dengan flora dan fauna), dan aspek abiotik (terkait dengan kondisi tanah, air, dan iklim).
b. Aspek sosial
Aspek sosial terkait dengan tempat dan cara manusia hidup serta berinteraksi dengan lingkungan hidupnya yang melihat dari dimensi ekonomi, budaya, politik, dan kondisi sosial suatu masyarakat.
3. Pendekatan Geografi
Ketika kalian belajar ilmu geografi, hal yang membedakan dengan ilmu lainnya adalah pendekatan atau cara berpikir geografi yang menjadi karakteristik ilmu ini.
Terdapat tiga pendekatan yang menjadi cara berpikir geografi yaitu:
a. Pendekatan keruangan (spatial approach)
Pendekatan keruangan adalah cara pandang yang menekankan pada lokasi atau tempat (ruang) fenomena geosfer terjadi serta fenomena yang terjadi.
Pendekatan ini lebih memberi perhatian pada lokasi dan sebarannya, fenomena yang terjadi, penyebab fenomena tersebut terjadi di lokasi itu, dan faktor-faktor alam yang berpengaruh terhadap fenomena tersebut.
Sebagai contoh, dalam melihat kasus banjir yang terjadi di Kota Yogyakarta, pendekatan keruangan akan menganalisis lokasi daerah rawan banjir termasuk sebarannya, penyebab banjir, dan faktor-faktor alam yang berpengaruh terhadap banjir.
b. Pendekatan Lingkungan/Ekologi (ecological approach)
Pendekatan lingkungan merupakan cara pandang yang memfokuskan pada aspek lingkungan fisik tempat fenomena geosfer terjadi.
Pertanyaan dasar dalam pendekatan ini:
- Fenomena apa yang terjadi?
- Di manakah terjadinya?
- Bagaimana sebaran, luasan, dan dampaknya? Bagaimana relasi fenomena tersebut dengan manusia? Bagaimana cara berpikir manusia terhadap fenomena tersebut?
- Sejauh mana pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat manusia di daerah tersebut terhadap fenomena yang terjadi?
Pada kasus banjir di Kota Yogyakarta, pendekatan lingkungan memusatkan perhatian pada struktur tanah, kondisi daerah cekungan yang menjadi penyebab banjir, dan mengamati perilaku manusia dalam mengubah alam sehingga memunculkan risiko banjir.
c. Pendekatan Kompleks Wilayah (regional complex approach)
pendekatan kompleks wilayah adalah cara pandang yang menggabungkan dua pendekatan yaitu keruangan dan ekologi dalam menjelaskan fenomena geosfer.
Pertanyaan mendasar dari pendekatan ini adalah:
- Fenomena apa yang terjadi? (ada aspek yang kompleks terjadi di dua wilayah atau lebih sebaran dan luasannya).
- Di mana terjadinya? (sebarannya dan luasannya disajikan dalam peta) dan mengapa terjadi di lokasi tersebut?
- Faktor alam apa saja yang memengaruhi fenomena tersebut? dan juga faktor manusia (pengetahuan, cara pandang, sikap dan perilaku)
- Bagaimana dinamikanya?
- Bagaimana pemecahan terhadap masalah tersebut? Pendekatan ini menjelaskan hubungan antarwilayah yang berbeda, misalnya wilayah A, B, dan C yang berpotensi saling memengaruhi baik korelasi maupun sebab-akibatnya.
Dalam kasus banjir di Kota Yogyakarta, pendekatan ini akan mencari penjelasan dari pendekatan keruangan maupun ekologi, menganalisis potensi pengaruh dari wilayah lain yang dapat memengaruhi terjadinya banjir, dan cara pandang, pengetahuan, sikap, serta perilaku masyarakat yang tinggal di tiga kota/kabupaten tersebut menjadi fokus dari cara pandang ini.
(MG Alya Hasna Khoirunnisa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.