Materi Geografi Kelas 10 Kurikulum Merdeka: Memahami Bencana, Peta, Pengindraan Jauh, Serta SIG

Pembahasan materi IPS Geografi mengenai Bencana, Peta, Pengindraan Jauh, Serta SIG.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
https://indonesia.go.id/peta-indonesia/22
Peta Negara Republik Indonesia 

TRIBUNJOGJA. COM - Pada kali ini kita akan membahas mengenai Bencana, Peta, Pengindraan Jauh, serta SIG dalam mata pelajaran IPS Geografi kelas 10 Kurikulum Merdeka.

Materi dilansir dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Sari Oktafiana, Efvinggo Fasya Jaya, M. Nursa’ban, Supardi, Mohammad Rizky Satria.

Baca juga: Konsep Geografi: Materi IPS SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Berikut Pembahasannya: 

A. Bencana

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara geografis terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, pertemuan Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania serta pertemuan tiga lempeng aktif yaitu Lempeng Pasifik, Indo-Australia dan Eurasia yang menyebabkan wilayah Indonesia berpotensi tinggi terjadi bencana.

Mengacu pasal 1 dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Beberapa penjelasan mengenai bencana sebagai berikut:

  • Bencana alam adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor (pasal 1, ayat 2).
  • Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit (pasal 1 ayat 3).
  • Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana (pasal 1 ayat 6).
  • Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (pasal 1 ayat 7).
  • Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (pasal 1 ayat 9).

Hal penting dari siaga bencana adalah melakukan mitigasi bencana. Beberapa langkah yang dapat kalian lakukan adalah:

1. Mengenali kondisi geografis daerah kalian dengan baik berikut potensi bencana yang mungkin terjadi

2. Belajar dari peristiwa bencana sehingga lebih sigap dalam menghadapi potensi bencana

3. Mengetahui cara untuk penyelamatan dan evakuasi.

B. Peta

Peta berdasarkan KBBI adalah gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung atau representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat permukaan, dan denah.

Sebagai gambar dan representasi sebagian fitur permukaan bumi, peta menyajikan informasi geografis mengenai kenampakan alam dan budaya yaitu batas wilayah, perkampungan, kota, jalan, sungai, laut, rawa, gunung, pegunungan, danau, dan lain sebagainya.

Terdapat berbagai jenis peta yang dibuat sesuai dengan tujuannya yaitu jenis peta umum dan peta tematik.

Selain itu juga terdapat berbagai bentuk peta, menurut Waluyo (2015) terdapat dua bentuk peta yaitu peta dua dimensi dan peta tiga dimensi.

Berdasarkan tingkat keakuratan, Waluyo (2015) membagi jenis peta menjadi dua yaitu, terresterial dan hasil penginderaan jauh melalui foto satelit.

Peta menjadi bagian sentral dari geografi karena berfungsi sebagai penunjuk lokasi satu wilayah, menginformasikan kondisi lingkungan suatu wilayah baik luas, jarak, kontur (ketinggian), bentuk permukaan bumi, dan potensi sumber daya alam.

Informasi yang disampaikan melalui peta juga terkait penataan ruang atau tata ruang suatu wilayah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

C. Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh atau remote sensing menurut Lelisand, dkk. (2014) adalah ilmu dan seni untuk mengetahui tentang obyek, daerah, dan gejala melalui analisis data yang diperoleh melalui alat dan tanpa kontak langsung (Somantri, 2009: 1).

Komponen dari sistem penginderaan jauh berdasarkan Somantri (2009) adalah sumber tenaga, atmosfer, obyek penginderaan jauh, sensor (alat yang menerima pantulan spektrum elektromagnetik), detektor (alat perekam), dan wahana (satelit, pesawat terbang, pesawat ulang alik).

Gambar 4.24 Sistem Penginderaan Jarak Jauh
Gambar 4.24 Sistem Penginderaan Jarak Jauh (https://www.datadikdasmen.com/)

Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, kalian dapat memahami cara kerja antarkomponen dalam sistem penginderaan jauh.

Adapun hasil dari penginderaan jauh setelah data diterima dan diolah maka hasilnya adalah:

  • Citra foto

Citra foto berupa potret obyek di permukaan bumi dengan menggunakan wahana pesawat terbang untuk mengambilnya. 

Berdasarkan spektrumnya dan kondisi daerah yang tertutup awan terdapat berbagai macam citra foto yaitu citra foto konvensional (pankromatik), citra foto inframerah, citra foto ultraviolet, dan citra foto ortokromatik.

  • Citra nonfoto

Citra nonfoto adalah hasil penginderaan jauh yang tidak menggunakan sensor kamera tetapi sensor, gelombang elektromagnetik dan wahana.

Beberapa wahana yang dipakai adalah satelit, seperti contoh adalah satelit LAPAN 2 milik Indonesia, satelit Landsat 8 NASA (National Aeronautics and Space Administration) milik Amerika Serikat.

D. Integrasi Teknologi: Sistem Informasi Geografis (SIG)

SIG dapat dipahami sebagai integrasi teknologi dan data spasial (wilayah) yang menghubungkan berbagai data lain untuk digabungkan, dipetakan, dan dianalisis.

Melalui SIG, kita dapat mengetahui lokasi, kondisi suatu wilayah, trend, pola, dan permodelan.

Sebagai sistem, SIG terdiri dari beberapa komponen yaitu perangkat keras (komputer), perangkat lunak (software), orang yang menjalankan, serta aplikasi sehingga dapat menghasilkan data geografis.

Data-data tersebut berasal dari citra foto, citra nonfoto, peta, data pendukung lain, pengamatan, dan pengukuran lapangan untuk diolah menjadi sistem informasi geografis.

Contoh pengaplikasian SIG:

1. Peta Populasi yang didapat dari sensus penduduk

2. Peta Pola Bangunan dan Jalan dari survei lapangan

3. Peta Vegetasi: data persebaran tumbuhan dan kondisi tanah dari hasil survei dan pemetaan

4. Integrasi Data, keempat lapisan data terpisah tersebut diintegrasikan agar dapat dikombinasikan dalam berbagai cara untuk mendapatkan data yang kita cari.

Contoh dari produk SIG adalah data dan peta sumber daya alam, peta lahan kritis, peta tata guna lahan, peta curah hujan, peta perikanan, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Objek, Aspek, dan Pendekatan Ilmu Geografi: Materi IPS SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka

(MG Alya Hasna Khoirunnisa)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved