Upaya Gaet Wisman, ASITA DIY Ajak Industri Pariwisata Table Top di Bali
Sebanyak 46 industri pariwisata, mulai dari travel agent, hotel, hingga destinasi dari DIY akan melakukan table top pada Rabu (09/10/2024) besok.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJACOM, YOGYA - Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DIY mengajak industri pariwisata DIY melakukan promosi ke Bali.
Sebanyak 46 industri pariwisata, mulai dari travel agent, hotel, hingga destinasi dari DIY akan melakukan table top pada Rabu (09/10/2024) besok.
Plh Ketua Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DIY, Edwin Ismedi Himna, mengatakan Bali sengaja dipilih karena Bali merupakan pintu masuk utama wisatawan mancanegara di Indonesia.
Apalagi banyak penerbangan langsung dari beberapa negara seperti Rusia, Vietnam, dan Filipina.
“Harus diakui Bali merupakan pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman). Kami memang menyasar wisman. Harapannya nanti bisa (menggaet wisman) dari Rusia, Australia juga potensi masuk ke Jogja. Kemudian dari Vietnam dan Filipina juga, harus ada upaya lagi, penerbangan Bangkok (ke YIA) juga belum terealisasi,” katanya, Senin (07/10/2024).
Ia menilai saat pangsa inbound atau wisman masih belum digarap maksimal. Penurunan daya beli masyarakat saat ini juga menjadi pertimbangan.
Diperparah lagi alokasi kementerian maupun swasta untuk MICE tahun 2025 mendatang diperkirakan menurun.
“Kita (industri pariwisata) nggak bisa diam saja. Kita cari yang belum digarap maksimal, inbound. Analisa kami, tahun 2025 anggaran kementerian ini menurun, corporate gathering nasional juga diperkirakan menurun. Sehingga harapannya leisure dari inbound, khususnya negara-negara terdekat, kawasan ASEAN dan Asia. Dari Taiwan, Hongkong, India, jadi incaran kita,” sambungnya.
Baca juga: ASITA DIY Sebut Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat Tidak Perlu Dibentuk, Ini Alasannya
Itulah sebabnya, industri pariwisata DIY perlu menjalin kerja sama dengan Bali. Menurut dia, table top menjadi salah sarana promosi efektif.
Sebab, pelaku industri pariwisata dari DIY dan Bali akan langsung bertemu. Tidak hanya sekadar promosi, tetapi juga update harga dan destinasi.
“Tentunya sangat berhasil, karena yang kami undang itu decision maker, travel agent. Dalam table top kami ketemu dengan pelaku, nggak cuma update destinasi, tetapi juga update harga. Ini (table top) sangat dibutuhkan, karena nanti bisa terjadi transaksi jangka pendek, menengah, dan panjang, tergantung negara asal,” terangnya.
“Kalau ASEAN jangka pendek, 1 sampai 6 bulan ada transaksi, tetapi kalau Eropa berbeda, 1 tahun kemudian. Ini harus dipertahankan, harus dilanjutkan kegiatan seperti ini (table top),” lanjutnya.
Edwin pun mendorong agar Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menggencarkan promosi pariwisata ke luar negeri, seperti travel fair, khususnya di Malaysia.
Hal itu karena Malaysia merupakan pangsa yang sangat potensial dan harus dipertahankan.
“Saingannya nggak cuma sesama kita di Indonesia, tetapi negara terdekat kita, seperti Vietnam dan Thailand. Saat ini, Vietnam gencar promosi di Malaysia, sehingga banyak wisatawan Malaysia yang ke Vietnam, apalagi di sana (Vietnam) lebih murah. Sehingga pemerintah juga harus gencar promosi, khususnya ke Malaysia,” imbuhnya. (*)
Jogja Travel Excange Jadi 'Jurus Baru', Siap Datangkan Gelombang Wisatawan ke Kota Yogya |
![]() |
---|
BeBot di Bali: Inovasi Teknologi untuk Pariwisata dan Lingkungan yang Bersih |
![]() |
---|
Volume Wisman Gunakan Kereta Api di Daop 6 Yogyakarta Meningkat 77 Persen |
![]() |
---|
ASITA Dukung Usulan Sri Sultan HB X Agar Penerbangan dari Australia Transit di YIA |
![]() |
---|
Mengapa Kunjungan Wisman ke Jogja Turun di Semester I 2025? Ini Jawabannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.