Perayaan Santo dan Santa
Kisah Santo Laurensius Guistiniani yang Hidup Sederhana, Santo Pelindung Hari Ini 5 September
Di dalam kebesarannya Laurensius tetap seorang Uskup yang sederhana dan rendah hati. Ia terus menolong orang – orang miskin.
Penulis: Santo Ari | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Perayaan santo dan santa dalam Gereja Katolik adalah momen khusus yang ditujukan untuk menghormati kehidupan, karya, dan kebajikan tokoh-tokoh suci yang telah diakui sebagai teladan iman.
Perayaan ini menjadi kesempatan untuk merenungkan makna hidup yang lebih mendalam, terinspirasi oleh kehidupan dan kebajikan santo atau santa tersebut.
Perayaan ini juga biasa disebut dengan Pesta Nama yang diadakan untuk menghormati nama seorang santo atau santa yang dipilih sebagai pelindung individu, keluarga, atau komunitas.
Melansir dari laman Iman Katolik, berikut perayaan santo santa 5 September
Santo Laurensius Guistiniani
Sejak masa remajanya Laurensius bercita-cita melayani Tuhan. Kesucian hidup sudah menjadi cita – cita yang terus membakar hatinya.
Sekali peristiwa ia mendengar suatu suara ajaib berkata: “Ketentraman batin yang engkau dambakan hanya ada di dalam Aku, Tuhanmu.” Suara itu semakin memacu dia untuk lebih dekat pada Tuhan. Sejak itu segala hal duniawi tidak berarti lagi baginya.
Tuhanlah satu – satunya yang mengisi relung hatinya. Desakan orangtuanya untuk mengawinkan dia tidak lagi digubrisnya. Satu – satunya pilihan bagi dia adalah mengikuti Kristus yang tersalib. Kepada Yesus, ia berdoa: “Engkaulah ya Tuhan satu – satunya cita – citaku”.
Laurensius masuk biara kanonik dari Santo Joris di Pulau Alga. Disanalah ia hidup lebih dekat dengan Tuhan dengan matiraga, doa dan pekerjaan harian.
Baca juga: Paus Fransiskus Prioritaskan Kaum Marginal dan Terpinggirkan
Pada tahun 1406 ia ditabhiskan menjadi imam dan 27 tahun kemudian diangkat menjadi uskup di Kastello. Laurensius yang saleh ini kemudian diangkat menjadi Patrik pertama di Venisia.
Di dalam kebesarannya ia tetap seorang Uskup yang sederhana dan rendah hati. Ia terus menolong orang – orang miskin.
Ketika ajalnya mendekat, Laurensius tidak mau berbaring di atas tempat tidur yang empuk.
Dia dibaringkan di atas papan yang biasa digunakannya. Ketika ia meninggal dunia, jenazahnya disemayankan selama dua bulan lamanya di dalam kapel biara.
Badannya tidak rusak bahkan menyeburkan bau harum yang semerbak bagi setiap pengunjungnya. Laurentius wafat pada tahun 1455. Pesta namanya diperingati setiap tanggal 5 September.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.