Berita Magelang Hari Ini
Musim Kemarau, Koloni Monyet Ekor Panjang Serang Sawah Milik Warga di Perbukitan Menoreh
Keberadaan koloni monyet ekor panjang tersebut meresahkan lantaran mengincar rumput yang ditanam warga untuk pakan ternak.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Memasuki musim kemarau, kawanan monyet ekor panjang mulai turun dari perbukitan Menoreh dan memasuki lahan pertanian milik warga di Desa Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang .
Keberadaan koloni monyet ekor panjang tersebut meresahkan lantaran mengincar rumput yang ditanam warga untuk pakan ternak.
Kepala Dusun Ngargosari, Lilik Priyono mengatakan, serangan kawanan monyet ekor panjang terjadi sejak awal bulan Agustus 2024 lali.
Mereka turun bukit karena persediaan makanan di atas Perbukitan Menoreh habis saat musim kemarau.
“Saya pernah sampai survei di atas (Perbukitan Menoreh), memang untuk kebutuhan pangan di atas untuk monyet kurang. Dari mulai bulan Agustus awal, mulai turun mencari makan di bawah, di lahan pertanian masyarakat,” kata Lilik di Dusun Ngargosari, Rabu (4/9/2024).
Diketahui, Dusun Ngargosari lokasinya persis berada di sekitar Perbukitan Menoreh atau persis di bawah Watu Putih yang dipercaya warga sebagai tempat persembunyian koloni monyet ekor panjang.
Setiap musim kemarau, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan degan memasang jaring untuk menghalau agar hewan tersebut tak merusak tanaman warga.
“Gimana lagi, kita harus tetap waspada, kita tetap jaga. Mungkin, kita memasang jaring di lahan pertanian. Daripada nggak dikasih apa-apa, mungkin bisa jaring itu efektif daripada bau-bauan atau apa itu. Tapi lebih efektif jaring, meskipun nggak tinggi, 1 meter atau berapa itu bisa menghalau monyet,” sambung Lilik.
Puluhan monyet ekor panjang biasanya turun dari perbukitan pada siang hari sekitar pukul 11.00 WIB.
Mereka kemudian menyusuri lahan pertanian warga dan setelah kenyang kembali lagi ke habitatnya.
Monyet tersebut biasanya mengincar tumbuhan pepaya, jagung, dan singkong yang ditanam petani.
“Hampir 50-70 ekor, besar kecil jadi satu. Dalam satu koloni, paling jantan, betina kurang lebih hampir 25, yang lain masih kecil-kecil mungkin baru 1-2 bulan. (Dimakan) Pepaya. Paling cepet ada jagung, singkong, paling lahap. Kemudian, tanaman seperti kolonjono (pakan ternak) batang yang masih muda, paling bawah. Jadi mati. petani yang punya hewan ternak juga susah. Dibawa pulang saja, hewan (ternak) tidak doyan,” ujar Lilik.
Lilik mengatakan, gangguan hewan primata tersebut sudah berlangsung sekitar tujuh tahun terakhir.
Kemudian untuk mengantisipasinya, pihak desa pernah mendatangkan pawang monyet dari suku Badui untuk melakukan penangkapan.
“Suku Baduy pernah ke sini. Tahun 2000-an pernah ke sini dapat banyak. Itu cuma pakai suling, datang sendiri. Tinggal pasang jaring, sudah masuk ke jaring sendiri. 2 hari disini, pertama dapat 50 ekor. Hari kedua (dapat) sekitar 30,” ujarnya.
Warga lainnya, Karomah (51) mengaku sempat bertemu dengan sekelompok monyet ekor panjang pada Selasa (3/9/2024) lalu saat ke sawah.
Menurutnya, kawanan ekor panjang yang turun jumlahnya mencapai ratusan ekor.
“Kalau datang arahnya ada dari sisi timur atau sebaliknya gonta-ganti. Sebelum Agustus, sudah turun monyetnya,” kata Karomah yang rumahnya paling atas di Dusun Ngargosari, itu.
Dirinya pun terkadang terkejut karena mendengar suara monyet ekor panjang berkelahi.
“Suaranya (keras) kayak orang berkelahi. Kalau sama perempuan, monyet nggak takut,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Romza Ernawan mengatakan, monyet turun mencari makan di sawah warga karena karena keterbatasan tanaman yang bisa menghasilkan buah.
Menurutnya, perlu dilakukan penanaman buah-buahan di atas Perbukitan Menoreh namun realisasinya masih perlu dikoordinasikan dengan sejumlah instansi terkait.
"Imbauan kami tanam tanaman buah yang bisa dimakan (monyet). Bisa (berkoordinasi) dengan DLH punya stok tanaman-tanaman atau bisa kerja sama dengan Dinas Kehutanan Provinsi," tambah Romza. ( Tribunjogja.com )
Aparatur Pemerintah Kabupaten Magelang Deklarasi Tolak Korupsi |
![]() |
---|
Penampakan Bendera Merah Putih Raksasa Dikibarkan di Gunung Andong |
![]() |
---|
2 Anggota Polres Magelang Kota Sumbang 3 Medali di Kapolri Cup VI Taekwondo |
![]() |
---|
Kronologi Pak Kades Pandansari Kajoran Magelang Digerebek Pesta Sabu-sabu |
![]() |
---|
Eks Perumahan Polsek Windusari Magelang Dibangun Jadi Mako Polsek |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.