Rangkuman Pengetahuan Umum

Rangkuman Materi IPAS Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka Bab 1: Sifat Bunyi, Tinggi Rendah dan Intensitas

Bunyi adalah getaran yang ada pada udara. Sifat Bunyi Bunyi dapat bergerak ke segala arah Tinggi Rendahnya Bunyi Contohnya : suara peluit dan kicau bu

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Buku
Buku Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial Kelas 5 SD 

TRIBUNJOGJA.COM -  Pada kesempatan ini, kita akan membahas materi mengenai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) kelas 5 SD bab 1 dengan tema “Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi”

Dilansir dari buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka yang ditulis oleh Amalia Fitri Ghaniem, dkk, 2021.

Selanjutnya kita akan berfokus untuk membahas materi tentang “bunyi”.

Yuk simak materi di bawah ini!

Baca juga: Materi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial Kelas 5 Bab 1: Mengenal Cahaya

A. Topik : Bunyi dan Sifatnya

Pengertian Bunyi

Bunyi adalah getaran yang ada pada udara.

Bunyi berasal dari benda-benda yang bergetar, hal tersebut dikarenakan semakin kuat benda tersebut bergetar maka semakin kuat bunyi yang dihasilkan.

Demikian juga, semakin lemah getaran maka bunyi yang dihasilkan semakin kecil.

Sifat Bunyi

Bunyi dapat bergerak ke segala arah, berbeda dengan cahaya, suara membutuhkan medium untuk merambat.

Bunyi bisa merambat melalui benda padat, cair, dan gas.

Benda padat merupakan medium paling baik dalam merambatkan bunyi.

Hal tersebut dikarenakan partikel-partikel penyusun pada benda padat lebih berdekatan sehingga lebih cepat menghantarkan bunyi. 

Selain itu, bunyi juga bisa dipantulkan. Contohnya ketika menabrak benda yang keras seperti batu, tembok, dan lantai.

Suara akan memantul kembali ke arah sumber suara.

Pantulan suara ini disebut gema (bunyi pantulan yang terdengar kembali setelah sumber bunyi selesai) atau gaung (bunyi pantulan yang terdengar.

Sebaliknya benda-benda yang lunak seperti busa, bantal, karpet, dan kain akan menyerap suara.

Tinggi Rendahnya Bunyi

Bunyi dari sebuah benda dapat berubah tergantung pada seberapa cepat benda tersebut bergetar.

Ketika sebuah benda bergetar sangat cepat maka akan timbul bunyi yang tinggi.

Contohnya : suara peluit dan kicau burung.

Sebaliknya, benda yang bergetar dengan lambat akan menimbulkan bunyi yang rendah.

Contohnya : suara anjing menggonggong, drum, dan detak jantung.

Suara orang dewasa terdengar lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak.

Hal ini karena pita suara akan bertambah panjang dan besar ketika kita dewasa.

Oleh karena itu, pita suara akan bergetar lebih lambat dan menghasilkan nada yang lebih rendah dibandingkan suara kita ketika masih kecil.

Kita bisa mengatur tinggi rendahnya sebuah bunyi dengan membuat benda bergetar lebih cepat atau lebih lambat.

Contohnya : alat musik memiliki tinggi rendah nada yang bervariasi. Pada xilofon, semakin panjang batang kayu, maka semakin rendah suara yang dihasilkan.

Intensitas Bunyi

Intensitas bunyi adalah seberapa keras sebuah bunyi terbentuk.

Suara yang keras, seperti petir memiliki intensitas yang tinggi.

Suara yang pelan, seperti suara orang berisik atau suara senandung musik memiliki intensitas yang rendah.

Intensitas berbeda dengan tinggi rendahnya bunyi.

Contoh pada alat musik :

1. Suling yang ditiup pelan akan tetap menghasilkan bunyi yang tinggi, namun memiliki intensitas yang rendah.

2. Senar gitar yang paling tebal menghasilkan bunyi yang rendah. Namun, jika dipetik dengan kuat akan menghasilkan intensitas yang tinggi.

Kita bisa mengubah intensitas suara dengan mengatur gaya yang diberikan untuk membuat benda bergetar.

Seperti, drum yang dipukul dengan gaya yang besar akan menghasilkan intensitas yang tinggi.

Sebaliknya, jika dipukul dengan gaya yang kecil akan menghasilkan intensitas yang rendah.

Gangguan Pengelihatan pada Manusia

Beberapa hewan, seperti kelelawar, lumba-lumba, dan paus menggunakan kemampuan yang disebut ekolokasi untuk mendeteksi musuh, menentukan arah, menghindari bahaya, mencari makanan, serta berkomunikasi.

Ekolokasi menggunakan sifat suara.

Suara yang dikeluarkan akan memantul saat bertemu objek atau permukaan.

Kemudian, suara pantulan ini akan digunakan oleh hewan sebagai informasi mengenai musuh, makanan, dan lain-lain.

Manusia tidak memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara ini.

Kemampuan ekolokasi yang dipelajari oleh manusia untuk menciptakan berbagai teknologi canggih.

Seperti ultrasonografi dal alat pengukur kedalaman laut.

B. Topik : Mendengar Karena Bunyi

Gendang telinga merupakan salah satu bagian dari telinga, bagian ini merupakan bagian paling berperan dalam proses pendengaran.

Bagaimana Cara Telinga Bekerja?

Bunyi merambat melalui udara, daun telinga menangkap gelombang bunyi, dan gelombang bunyi diteruskan menuju gendang telinga melalui saluran telinga.

Kemudian, gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga, getaran dari gendang telinga akan menggerakkan tulang-tulang pendengaran.

Gerakan tulang pendengaran menyebabkan cairan yang ada dalam rumah siput bergetar dan getaran cairan ini akan mengirim sinyal ke saraf pendengaran.

Sehingga saraf pendengaran akan meneruskan sinyal ke otak. kemudian otak akan menerjemahkan sinyal sebagai bunyi.

Bahaya dari Suara Keras

Saat mendengar suara yang terlalu keras, secara otomatis tangan akan bergerak menutup telinga.

Hal tersebut karena suara yang keras membuat teling kita akan sakit, bahkan bisa merusak pendengaran dan menyebabkan kehilangan pendengaran atau tuli.

Suara yang bising disebut polusi suara.

Polusi suara bisa terjadi pada manusia atau hewan.

Polusi suara bisa dihasilkan oleh suara konstruksi bangunan, bor, transportasi, mesin las, dan sebagainya. 

Polusi suara yang terus-menerus bisa menyebabkan susah tidur, stress, marah dan gangguan pendengaran.

Gangguan Pendengaran

Gangguan Telinga Luar - Tengah

Gangguan di bagian ini akan menghambat suara diteruskan ke telinga dalam.

Penderita biasanya kesulitan mendengar suara pelan.

Bisa terjadi karena ada infeksi pada telinga dan diobati dengan perawatan atau operasi.

Gangguan Telinga Dalam

Gangguan di bagian ini akan menghambat suara untuk diteruskan ke otak.

Penderita akan kesulitan mendengar suara dengan jelas atau tidak sama sekali.

Hal tersebut disebabkan karena faktor keturunan, kecelakaan, atau paparan suara keras.

Dapat diatasi dengan menggunakan alat bantu dengar atau menggunakan rumah siput buatan.

Otak

Kerusakan langsung pada saraf pendengaran. 

Gangguan ini sulit diatasi karena saraf tidak dapat meneruskan informasi suara ke otak.

Dari penjelasan materi di atas, siswa diharapkan bisa lebih memahami materi terkait bunyi dan mampu menerapkan ilmu yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. (MG Madah Mazzidah)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved